Selasa, 28 Jun 2011

EMAS DI PANGKALAN JAMBU. MERANGIN.

 Banyak sawah yang jadi korban .



Tidak banyak petani di Indonesia yang bisa hidup makmur dari hasil sawah karena biaya tanam semakin mahal, sementara harga gabah selalu anjlok di saat panen. Akibatnya, petani mudah tergoda untuk mengalihkan penggunaan lahan. Apalagi jika lahannya mengandung emas, seperti di

Desa Bungo Tanjung, Kecamatan Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Emas terdapat hampir di semua tempat di Bungo Tanjung. Tidak hanya di tepi Sungai Manau dan anak-anak sungainya, emas juga tersembunyi di sawah, hutan, dan tanah perbukitan.

Salah satu petani yang mengubah sawah menjadi tambang emas adalah Paman (40). Alasannya, hasil panen satu hektar sawahnya sering tak impas dengan keringat dan modal yang dikeluarkan. Sawahnya terendam luapan air Sungai Manau di musim hujan sehingga hasil panen tak optimal. Setelah sawahnya dijadikan tambang, dengan modal mesin pompa dan mesin diesel, dia bisa memperoleh 60-80 gram emas murni setiap pekan.

Hasil itu memang tidak sebanyak yang didapat para pengusaha ”dompeng” atau penambang emas bermodal besar di tepi Sungai Manau. Namun, bagi Paman, hasil itu sudah memperbaiki kehidupannya. Ia kini mempekerjakan 30 warga sesama petani dan mengupah mereka Rp 100.000-Rp 150.000 per hari.

Sudah dua tahun

Konversi lahan dari sawah menjadi tambang emas di Desa Bungo Tanjung marak sekitar dua tahun terakhir. Penduduk mengetahui adanya kandungan emas saat sejumlah pengusaha ”dompeng” masuk.

Dalam sehari, para pendatang bisa menambang satu kilogram emas murni. Warga setempat gerah melihat pendatang-pendatang itu jadi cepat kaya. Enam bulan kemudian, aparat desa mengusir para pendatang yang jumlahnya makin membeludak. Menurut Kepala Desa Bungo Tanjung Chaidir, kegiatan penambang itu mencemari sungai karena menggunakan air raksa untuk memilah emas. Banyak warga mengeluh gatal di kulit setiap kali mandi di sungai.

Setelah para pengusaha ”dompeng” diusir, sebagian warga tergoda menambang emas. Mereka menambang di sawah karena penambangan di tepi sungai dilarang. Mereka tidak menggunakan air raksa sehingga lingkungan tidak teracuni.

Selama tahun 2006, ada sekitar 10 lokasi penambangan emas di bekas sawah. Saat ini diperkirakan 30-40 hektar lahan sawah di Desa Bungo Tanjung berubah menjadi tambang emas. Di sisi lain, terjadi perbaikan ekonomi. Para petani seperti Amri, Amroni, dan Kartinah tak lagi mengeluhkan beratnya kehidupan setelah menjadi pekerja tambang.

Amri yang punya empat anak kini dapat membelikan makanan, pakaian, dan menyekolahkan anak-anaknya. ”Kalau dulu, buat makan saja susah,” tuturnya.

Merambah ke hutan

Penambangan emas rakyat kini merambah ke hutan. Di hutan yang berjarak satu jam perjalanan perahu mesin dari Desa Bungo Tanjung, berlanjut dengan satu jam berjalan kaki, ada ratusan orang sibuk menambang emas di tepi sungai.

Mereka menginap di lokasi tambang selama satu sampai dua pekan, lalu keluar hutan dengan membawa ratusan gram emas. Tidak sedikit dari mereka datang dari Jawa Barat, Lampung, dan Sumatera Selatan. Menurut Amri, banyak pemilik tambang yang sudah bisa membangun ruko (rumah toko), membuka usaha sewa mobil dan travel. Bahkan, membiayai seluruh anggota keluarga naik haji.

Menurut Amri, tambang emas di persawahan hanya bertahan enam bulan, maksimal satu tahun. Setelah kandungan emas menipis, areal tambang ditutup. Tambang meninggalkan bekas lubang-lubang besar seperti danau. Petani praktis tidak bisa lagi menanam padi di lahan itu.

Namun, hal itu tidak disesali karena para pemiliknya telah punya usaha lain yang lebih menguntungkan. Apa pun alasannya, pembukaan areal tambang tetap menghabiskan lahan pertanian. Hal ini telah lama dikhawatirkan oleh Kepala Desa Bungo Tanjung Chaidir.

”Saya pernah mengingatkan mereka, kalau sawah sudah rusak, anak cucu mau dikasih makan apa. Namun, mereka bilang, kalau pak kades sekarang bisa kasih kami makan, kami akan berhenti,” tutur Chaidir.

Sulit dipasarkan

Bahrul Munthe, seorang penyuluh pertanian lapangan yang tengah melancarkan gerakan menanam kedelai ke petani di Desa Tanjung Bungo, mengatakan, sebenarnya petani mau diarahkan untuk bersawah.

Dalam enam bulan terakhir, di wilayah itu dibuka lahan penanaman kedelai. Namun, menjelang panen, petani dipusingkan oleh masalah pemasaran. ”Sampai sekarang sulit mendapatkan pembeli kedelai dengan harga baik. Begitu juga dengan beras,” tuturnya.

Hal ini mengkhawatirkan Munthe. Bagi petani, sawah menjadi pegangan mereka untuk menghidupi keluarga. Jika hasil panen tidak mampu membuat hidup sejahtera, mereka akan banting setir ke usaha lain. Apalagi ada iming-iming kilauan emas di tanahnya.

Kalau persoalan seperti kesulitan pemasaran serta harga yang tidak sepadan dengan modal tidak segera diatasi, jangan salahkan petani apabila dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan ratusan atau bahkan ribuan hektar sawah di Kabupaten Merangin berubah menjadi areal penambangan emas.

Kalau sudah demikian, saatnya kita mengucapkan selamat tinggal pada kemandirian pangan.


petikan; harian kompas .

Ahad, 19 Jun 2011

TAMBO PENAWAR DAN SEKITARNYA.

J. MENDAPO PENAWAR.

253. Beberapa pecah-pecahan surat daun lontar. Belum siap disalin.

254. Tanduk bertulisan rencong

(1) hini surat panyumpa dibabat dipati

(2) barampat sarata mati bara(ng) sihapa mangambat mangadang dalam

(3) karaja…hini barahutang tuwak saparah kambin s(i)kur hamas sapuluh ha

(4) mas sahada hugi (atau hagi?) hurang bakarja bara(?) ganda(ng?) barang sihapa managih hutang pihutang la’in

(5) di dalam galanggang hini ditagih hakan barahutang dalam karaja hini sagadang

(6) …….la tiba bagi hurang manyumbang lu(?)…t di tangan hap(?)…m(?) hidak bulih di

(7) ……………………..

(8) ……..wah hinak mangap (atau as baliy……..

255. Tanduk bertulisan Melayu(?) yang tidak terbaca.

256. Tanduk huruf Belanda.

Menurut keterangan yang empunya disalin dari naskah lama. Tidak disalin.

257. Tanduk bertulisan rencong

(1) hini halah surat dipati punjunh takala mati dipa

(2) ti…………..di pula…..muka pikir halah hanak

(3) jantan hanak batina ninik sabilan

(4) buruk baganti hilang disilah hah muka jadi…….

(5) hurang batiga hurang hiyang baduwa magangka ciri lamat

(6) bagay dusun panjung tanah magangka calak

(7) magam pahagam bagay jadi hurang sabilan pasa

(8) ka hidah bulih dibaha hilir mudik ba

(9) rang sihapa manganjak magingsir di halam…du

(10) sun pandung tangah hini hanya dikatak halah

(11) dingan pasumpah hanya dikutuk kapada pihagam

(12) hini hanya dikutuk raja raja di jambi saribu

(13) kali kutuk jikala ngadap hanya ka banang kabar

(14) hanya dikutuk raja pagar huyung hah taka

(15) la ngadap hanya kantar kapas hanya dikutuk ra

(16) ja di rantar kapas takala mati hurang dingan

(17) munyandang dingan mamakay taka hidak taka( ) ngadari

(18) hah takala nyambut pasaka kadari munuh karibar

(19) di halam dusun pandung tanah hiya pamunuh kara

(20) bar sabalah di hanak jantan hanak bati

(21) n hah sudah surat hanak batina hurang baga

(22) lar magat hamasa hitam sangam

258. Kertas bergulung bertulisan rencong

Sebelah muka: Bismillahi rrahmani rrahim (tulisan ‘Arab).

(1) hih hini halah hu

(2) pa gaya hagam pakuwa

(3) tanggih papun haku

(4) manyurat katubah sa

(5) batang hini hih hi

(6) ni pula pasan ha

(7) ku di Ka’u surat

(8) kalu ka’u dibaca

(9) hurang hagung duduk

(10) manyeembah ka’u dulu

(11) hiya surat hapa

(12) sabap karan hi

(13) tu karana haku di

(14) saya hurang manyurat

(15) sapatang hini

(16) hih ganti hiyang ra

(17) pat duduk hapa ka

(18) tika hari hini

(19) hari katika turu

(20) n pujang (: hujan?) katika ka

(21) … bunga lang kuri

(22) katika tuwa banyak

(23) kampung katika hami

(24) ………………...balay ka……..

(25) ta…ka kalig marang sang

(26) (ti)nggi katika ru(ma?)ya

(27) barabuk tangas bu

(28) ndi (: ngi?) samang talu ditalu

(29) sahi di hatas gunung

(30) hitu kini hasa

(31) tasadar kapada ka’u

(32) hadik sagadis ku

(33) ng?ay lubuk hati ta

(34) piyan mata bingsi

(35) rran tulang bala

(36) ran nyawa ka’u ha

(37) dik hini pula ka

(38) ta nyanyi sapatah

(39) kayu sigi janggan

(40) dirimpah tasa?bu sa

(41) tuntung dalam jarami

(42) hadak marugi ja

(43) ngan manumpah hi

(44) dak tasuntung hulih ka

(45) mi hitu kini ha

(46) d(i)k hih baranti

(47) dulu ka’u surat

(48) karana haku la

(49) gi turun ma

(50) ndi karana hari

(51) halah patang halah

(52) badagun bungi

(53) guruh halah ba

(54) ribuk panas

(55) patang katika hitu

(56) haku marang kunu(n) mu

(57) ka lama dingan

(58) kalama tadi k(u)nu(n) ha

(59) da halah niyan

(60) hacik bujang halam

(61) sakadar batunang di

(62) ngan puti maliya

(63) kambang pakan diyam

(64) ditanjung sungay bu

(65) nga tadi kunu dita

(66) gak halah balay buntar

(67) tangah laman

(68) saraja tuwa muka tataga

(69) halah galanggang tinggi

(70) muka tatabas halah padang

(71) padang bunga pajalan sa

(72) ri tatabas halah padang

(73) (ca)kur pajalan

(74) sari tadi kunu hah

(75) muka bakata puti ma

(76) liya kambang pakan

(77) …yang wa?h dindi?na

(78) h maluwan bampat

(79) ti?ja… ‘u haku ma

(80) nujun jahi lah

(81) parat tuwanku

(82) hadat sambah hamba

(83) diparamba sambah

(84) manu duli jupa

(85) hidit haku…

(86) halah lama hini ha

(87) lah surat katubah

(88) layang parada duwa di

(89) ngan sagadis bahin

(90) yi………….

Sebelah belakang:

(1) ……………………

(2) ……….rang haji…….

(3) …ngka kasi hu

(4) rang hangis

(5) disangka sayang

(6) h.ari tungga

(7) ka’u (ba)dan ti

(8) dak ta’u pa

(9) da malu puwas

(10) manga ngula

(11) p hati hati hurang

(12) puwas tu(: ba?) sanku

(13) hakan diri

(14) hawak di

(15) buwang hurang ju

(16) ga hapa halah

(17) hasan tida

(18) k hada ka’u ha-

(19) gung halah halah

(20) ta’u badan

(21) haku hurang ta

(22) siray tubu(h)

(23) haku hurang ta

(24) sahir pa

(25) da kawan sama

(26) muda hini

(27) pula kata nyanyi

(28) hilang gami

(29) lang caya tabi

(30) n tu(:ba?)wap

(31) n hitu ka

(32) ‘injuga

(33) ka’in cu

(34) tar magala

(35) tipak di

(36) hawak haku su

(37) rang hini……

(38) hilang sapamanya

(39) hangin gu

(40) sar sagala

(41) pada ka’u hi

(42) ni tubu(h) tu

(43) bu(h) malang tu

(44) bu(h) calaka pu

(45) was mamidi

(46) hati hurang

(47) hurang bangis

(48) dihusir

(49) juga sagala hu

(50) rang manantang ja

(51) ‘uh sagala hu

(52) rang manantang hi

(53) lang hawak ma

(54) lang hawak cala

(55) ka ba’ik ba

(56) rasak ka’u

(57) di sini

(58) jangan ma

(59) lu guh hibu ba

(60) pa ba’ik ba

(61) ranjak ka’u

(62) dulu ba’ik

(63) tapayang kabarang

(64) la’ut ja

(65) ngan ka’u ma

(66) rigaw hu

(67) rang jangan

(68) ka’u mangintang

(69) hurang ba’ik

(70) manumpang hajung

(71) ka la’ut

(72) ba’ik manu

(73) mpang burung ba

(74) rabang ba’ik

(75) manumpang hangi

(76) n lalu ba’ik

(77) manumpang

(78) hambun bagi

(79) ngsir hama

(80) k puwas hati

(81) sakali hama

(82) k tanalang si

(83) rih pinang

(84) hamak tani

(85) sa nasi ha

(86) ri hurang ma

(87) nguntang sudah

(88) hilang hih haduh

(89) sayanghaduh sayu sayung

(90) sayung gamayung

(91) hasa hati

(92) haku sapatang hi

(93) ni hini pu

(94) la kata nyanyi

(95) salirin

(96) di hayir

(97) dikit d(i)

(98) yaman sutan

(99) hilir ka

(100) jawa hada hanta

(101) d di dalam

(102) puwan paki

(103) rung yang sa

(104) dikit ga

(105) nti badan la

(106) wa(n) nyawa ha

(107) da sampay ma

(108) ngari tulan

(109) hih hini ha

(110) halah hari pa

(111) nas patang bari

(112) yang kanin

(113) halah tabantang ti

(114) tin kamaraw salah

(115) disapay hu

(116) pa langit sa

(117) lah disapu hu

(118) pa hambun ha

(119) lah manjira

(120) k hupa panas

(121) halah gamulung

(122) hupa hambun

(123) siru basi

(124) ru hupa ha

(125) ngin sirung

(126) basirung

(127) bupa hawa sa

(128) lah dikarang hu

(129) pa bintang sala

(130) h dijadur

(131) hupa gunung

(132) halah balarik

(133) hupa bubung

(134) mak dita

(135) rawang hupa pi

(136) ntu halah tabant(u?)ng

(137) laman panjang

(138) sibang sibu

(139) da’un kaga

(140) pambin saba

(141) p hitu hati

(142) karam hih

(143) hiya halah

(144) ka’u hagak ha

(145) dik sagadis

(146) dara pasir ma

(147) ri halah ha

(148) lah samangat

(149) hamak ka’u

(150) lubuk hati

(151) tapiyan

(152) mata balah nya

(153) wa bingsir

(154) ngan tulang ma

(155) ri hamas ma

(156) ri nyawa ma

(157) ri tulan

(158) mari halah

(159) jujung mari

(160) haku saru di

(161) dalam sura

(162) t katubah hi

(163) ni hih hini

(164) pula kata nya

(165) nyi tabang sari

(166) k duwa batang

(167) sabatng labuh

(168) harimpu saba

(169) tang labuh kaja

(170) rami sati

(171) ka tangah hari

(172) ganap ba

(173) bungi halah ka

(174) lik halang ma

(175) langsang haku mana

(176) ngis manya

(177) ru ka’u ka’u

(178) ……………..i

(179) yada datang hi

(180) ya halah kal

(181) ih babunyi ma

(182) langsang langsang sada

(183) di hawang hawang

(184) hitu halah

(185) tadalw daga

(186) pah dada pari

(187) hati gila

(188) manyama la’u

(189) t his sa’i

(190) s sandir

(191) hadik saga

(192) dis (limpat)

(193) dibu hurang tapi

(194) lih dalam

(195) duniya hu

(196) rang sadah di

(197) tulung halah ti

(198) dak la? bulih

(199) sandin

(200) lagi mari

(201) halah haman

(202) ka’u hadik

(203) mari satunda

(204) lawan … hih

(205) sudah suda

(206) kata surat

(207) hindah mu………….da

(208) hurang kasiya

(209) n sapatang hi

(210) ni hurang ta

(211) sisah pada

(212) kawan saga

la banyak

Tambahan Bab. J. (Mendapo Penawar)

Pusaka yang lain di Mendapo Penawar: 3 panji, disimpan oleh Depati Mudo, dusun Pandung Hilir.

Sabtu, 18 Jun 2011

..........Bab.MENDAPO DEPATI TUJUH ........KERINCI.


. MENDAPO DIPATI TUJUH

92. Tanduk bertulisan rencong.

Yang masih dapat saya baca, sedikit saja, yaitu:

ya mat baga

yah ra manyampak

nawa dadak tapinya

bahutang tuwak

masada

93. Buluh dua ruas bertulisan rencong

ruas no. 1:

(1) hihi hini surat satangan hurang kasiyan nama ja

(2) haku duduk manahurat gulung sarawih hini hari kati

(3) ka huwar hatu lurur manarat sambay mahirindur

(4) rindur manyarat sambi batilang tutur tabana surat

(5) baja kasiyan duduk maritung tuna diri hah sa’ih

(6) sandir kau hiya tubuh hapa halah malu calaka badan ba’i

(7) k halah hilang ka’u hiya tubuh ka’u manggarat hanak hagu

(8) lagi baramas hih sa’ih sandar haduh hiduh tuwan

(9) piya pula hati haku mabuk hidak manuk mabuh karana

(10) hatu rusuh pana kusut tasadar kapadi(pi)dasiyan tu

(11) buh harat kapada kanti sama muda baji pula harat kapada

(12) hanak hurang hagang hidak (sudi) puuh lambay hurang hiya burung

(13) pangila hati haku ma’idi sambut dingan hijung dayari hih sa’i

(14) hapa hakan tali pinu bulat tali ka’u sariyar muda

(15) hapa nyanyi ka’u hiya surat nyanyi ‘u kasiyan juga tabang.

(16) sarik tabu halah mumpa hambik saruwih buluh mipih tabari

(17) k tabarita janggan hayir dingga jangan mirir dua si

ruas no. 2:

(1) lira ka’u nyanyi mandi hiya sakali ini mandi

(2) r manyambut tukang banang hih mati niyan sakali

(3) hini samati marabut kundang hurang sanggut hilang bara

(4) ni mati hamak tagulit bangkay di padang ha

(5) mak taga’ung tandas di lawang hamak baranang dalan

(6) darah hamak batiti datas bangkay jari kana

(7) n panjambut dayung jari kiri pamangku kundang manja

(8) di rakay(?) jadi juga hadi baranggan hapa daya sudah

(9) halah huntung bada haku hah hini pasan sarata nyanyi haku

(10) di ka’u hiya hadik sagadi dara sari hantah hadik

(11) hantah panakan haku hidak mangaray tutung da

(12) ngan pantun sarata nyanyi salila bagulay pada(?)

(13) makan karaji duwa layang hurang gila namanya haku hu

(14) rang haji haku sangka sayang hurang bangis haku sangka kasih

(15) kasih haku sangka lumbut hati duwa saliri ka’u nyanyi hana

(16) k hangka batali kawat kawat batali jambur suta dimasu

(17) ka pakirun jawat hidak hitu hulak/ hakan pula

(18) hih sudah suda surat satangan bujang caliyat hih sa’ih

94. Buluh dua ruas bertulisan rencong

Ruas No. 1:

(1) tarabangun halah ka’u hiya hati dingan ta

(2) rang hih bapa sabap karan hitu haku handak

(3) mamilang tutur papatah surat icun jawa pa

(4) ranggi hih hapasabap karana hitu hih mandang

(5) mandang tarabangur ka’u hiya hati dingan tarang

(6) hih hapa sabap karana hitu haku manyurat hari

(7) halah patang bangkit halah riyang rindu hati

(8) hih danga ngar r nyanyi haku di ka’u hiya burung

(9) harak harak batabung cakur tara

(10) palimbang dingan jawa gumi harak du

(11) hiya hacur kasih haku timbang

(12) dinga nyawa hitu kata haku di ka’u

(13) duwa saliring hih ka’u nyanyi baruma

(14) di liring bukit habis padi dima

(15) kan hanggang hih kami satana burung

(16) pipit hilir mudik dihalar hu

(17) rang badan haku kasiyan niyan hini

Ruas No. 2:

(1) hi saluwang jangan diparut ka

(2) na hunak sabujang jawa hih kami

(3) linjang jangan diturut kamu tuna

(4) k jangan taba’a hih tipak di badan

(5) hurang bagalar malin masarah

(6) hanya sapuluh kali hilang hurang sa

(7) puluh kali mati hurang sapuluh ka

(8) li ha’it hurang sabalas sekali ma

(9) lu badan haku tuna hini hih ka

(10) lu ka’ucamih hurang ntuwa tampa hida

(11) kami man ba’a jadi numpang husa

(12) k sabantar kiyan hadik saga

(13) dis hanatu hah mari halah hama

(14) n mari samangat ka’u hiya burung

(15) pangila hari haku hini kata ha

(16) ku sapatah di dalam surat hini hih

(17) kalu hurang mambaca ka’u surat tuwan ka’u balung panday menyabut ka’u

95. Kertas bergulung bertulisan rencong

Belum sempat digambar semuanya. Bunyi tulisan yang nampak pada gambarnya (gambar No. 83):

ntang kawan banyak

ka’u tubuh……………………..

ha................. kasiyan h

is sa’is pana

s…………………………..ba

bunyi panas

patang gadang babung

i hidik sala

pis kunin

turunlah mand

i garang…………………..

rang tapasalih dala

m duniya hurang

surang lagi batuwa

h ganti halah data

s duniya……………………

hadik sali

n basu hurang panyu

dah kira kira

hurang basucuk (?)

panana haku his

sa’is sandi

r hiya halah

samang babunyi di

datas gunung hi

tu talalu ditalu

saja sampai hi

lang niyan tu

buh hurang tasunga

sunga surang dir

i ka’u badan ba

…………………tabu

wang juga puwas ma

ngandir hati

hu………………mana hurang ka

sih sana………………i………………ta

ma…………….na……………ikana

si hurang masak

……………….ndang diba

ri hurang nasi

dingin sisa

sisa hurang makan

………..gila ka

Bunyi salinan Guru Abdulhamid begini tidak sesuai dengan gambar):

(1) ……….ha……….ngira (56) nih tingan

(2) ………h hu……….bintang sa (57) hayaku sanang hibu

(3) …….luh(?) disapa………. (58) bapa hamak

(4) pahangi lah la (59) ………nasi hari

(5) h disi……………….. (60) hamak tanalang s

(6) ………………………lah (61) irih pinang ha

(7) ……..dica…….k hu (62) rang……..si…w

(8) paganing disana (63) sudah ja’uh hu

(9) ha………la……….hi (64) ra mangakuntang ta……..

(10) baba………haku ju (65) ……nta lang sa……….

(11) ……….hu………..dalang ha (66) la tuwa mawa sana

(12) ………….hini……………. (67) sagalu hibu ba

(13) ………….saliri (68) …………sudah

(14) ………i…………. (69) ………uh paga ha

(15) ……….ih……t……..yana (70) hati tasadar

(16) satana hini (71) hasa ka’u itu

(17) gap kajawa hada (72) hadik sagadi

(18) hini di………… (73) (s)….sihu mari

(19) puwa…………..takaru (74) ……haman ka’u

(20) n yang sadi hi (75) piya ba’ik satu

(21) ………kanti badan (76) ngih ta….wa hi

(22) datungan nyaka (77) nga pula….ibu(ng)

(23) …………nti…..ha…..t (78) hawak manga hala

(24) …..la…n h (79) h ka…..rubut

(25) is tang lis pamp (80) hi…..kan banga ka

(26) i………r huntung (81) ritang dipangan

(27) ha…….tagalang ha (82) banyak…k

(28) lu surang saja ka (83) …halah ka’u

(29) ‘u tu(b)u(h) gilang (84) hih n(?) hidut

(30) ….i ta…..ta’a….. (85) hihi….guna

(31) nang ….dak (86) hahut manga

(32) ta………ha…..i hasa (87) para… gila ka

(33) ……sanang tatambah pu (88) (u) badan hurang

(34) ……nas…..k (89) bajidi……ka

(35) iyan matik pana (90) sih hurang bangi

(37) na kusut ba’a (91) s disangka sayang

(38) ………….ka’u (92) …………..ka…ba’a

(39) disa……hitu bu? (93) y hawak ………ya

(40) mpa……tubuh ca (94) t hih hadik

(41) ……kaba’a…ma (95) t hih hadik

(42) ……….hajung kala (96) sasangat ka’u

(43) ‘ut ba’ik (97) ka’u haku sa………..

(44) manumpang hangi(n) (98) ……….m sa

(45) la(lu) talu…(ma)nu (99) rat……tubuh

(46) mpang burung tarabang (100) hi hitula ja

(47) ba’ik manumpang (101) ….ta basaga hi

(48) ……mbakana…ih ngs (102) …….tuwa batang saba

(49) i…….hamak ja (103) talabuh..ri

(50) u’ tabuh haku (104) mbu……tika talah

(51) …ni hampa….. (105) harih…..nap ga

(52) hilang sa…ya na (106) bulu ………la……..ka

(53) hasak puwas da (107) n.k? halang mala

(54) ......nila hapa (108) ngsang….panangi

(55) ………….ba (109) s manyaru ka’u

(110) ka……disarat

(112) (111) iya…….tahi

(112) ni…….litag

(113) ha……surat ga

(114) ba’u…..jawat

(115) hidak hu……tubu

(116) wa hakan

(117) juga

(118) hah sada

(123) turu (119) …takura

(124) isa (120) t sabu

(121) ….ja

(122) git

96. Sehelai kertas bertulisan rencong. (lihat gambar No. 83)

Hurufnya pada gambar itu kurang terang.

97. Tanduk bertulisan rencong:

Bunyi tulisan yang masih dapat dibaca:

(1) hi tamba mananik salama? lawan mayang……….

(2) …………di dalam saraja sudah babagih mana…………

(3) ………….(si)ngga sungay dalas mudik

(4) …………bokit tapis hilir

(5) …………………………ba

(6) higa su………………hilir higa kuta mpiy mu

(7) dik su(ngay) giriya hadil bacacara sahiga ku

(8) ta tampiy hilir higa tamadak hampa mudik

(9) bagi dipati muda lawan dipati suka baraja

(10) datang ka muwara tamiyang hutan dipati muda dangang dipati

(11) suka baraja lalu ka pamatang tanah (hi)ga pa(ma)tang tanah mudik hi

(12) ga huma mamak jabun hilir bagi

(13) dipati suka baraja dingan dipati

(14) tali bumi hurang dingan sanak bapak

98. Tanduk bertulisan rencong

(1) hini surat tamba ninik saraja datang dari kuta raja

(2) singgah dari kuta kadundung dari kuta kadundung lalu kuta baringin mati gundik baliya dari sana muka lalu ka sungay madang tiba di su

(3) ngay madang bakuta lang baniya baliya ha(mpa)t baradik surang bagalar singa parang surang galar

(4) saraja surang bini kipang baringin surang bini m. yang hilah saraja mpat.

(5) baradik hadapun hanak saraja hurang lima surang riya gaping (atau nting?)

(6) surang singa taman surang patih jadi surang raja muda surang sagadis hitulah hanak saraja

99. Tanduk bertulisan rencong

yaitu salinan daripada No. 97 dan 98 sebagian saja. Salinan itu rupanya diperbuat waktu No. 97 sudah rusak.

100. Kulit kayu bertulisan Melayu

Hanya sebagian saja digambar. Tulisan yang nampak pada gambar itu (gambar no. 72) antara lain bunyinya begini:

Ini ‘azimat perak supa………..perempuan susuk pada tambikar uriuk maka tanam di hati dipersurat namanya. Ini ‘azimat perkasih, surat pada kertas, tatah pada pinto niscaya jadi gila orang itu pedekat. Ini rajahnya:

Atat ‘azimat tengah ‘ala babasurat pada kulit kijang tanam pada empat penjuru……….dang. Atat rajahnya:

Ini 'azimat tangka anak maraju, surat pada timah hitam maka ini rajahnya:

Ini ‘azimat jangan…………………….surat pada kertas…..buah betuk kita…………rajahnya:

101. Kulit kayu bertulisan Melayu

Sebagian saja digambar. Bunyi tulisan yang nampak pada gambar itu (gambar 72) menurut salinan Guru Abdulhamid begini:

Bismillahhirrahmanirrahim

Paratama bulan almaharam ampat hari bulan nasnya ran lima belas hari bulan nasnya has sepuluh hari bulan jahat h………….Kepada bulan Safar seyari bulan nasnya…..dua puluh limahari bulan………………pada jibrahil pada bulan Rabi’lawa, sepuluh hari bulan nasnya haran dua puluh hari bulan nasnya h……………dua puluh hari bulan jahat. Kapada bulan Rabi’ul akhir sehari bulan nasnya lima belas hari bulan nasnya………luh hari bulan jahat h Kapada bulan Jamadi ‘lawal sabalas hari bulan………………

102. Buluh dua ruas bertulisan rencong

Ruas pertama:

(1) basamilah mujur batuah karana haku handak malatak

(2) parapatah surat hitung dalam gulung panyudah barakat

(3) gumi langit barakat dalam bintang matahari bara

(4) kat ninik mamak hiyang tiga lurah barakat di

(5) pati hampat dalam tanah kerinci barakat raja di

(6) jambi barakat hinduk dingan bapak haku ba

(7) rusik sakali hini mintak situlung dangan para

(8) ja sampay hamak puwas hati dingan salak sadara

(9) hih sa’is sandir haduh haduh hadik sagadis han(u) da

(10) ra ‘aman sambut jari tangan haku dulu hadik hih

(11) dangar halah parapatah nyanyi hurang tapurung ba’a katambang

(12) tiba ditambang menjadi cawan kasih burung ba’a tara

Ruas kedua:

(1) bang duduk di sini marintang kawan duwa salirin

(2) ka’u nyanyi manaki b(u)kit tabakar manakik

(3) sabingatalang habis budi lawan kalakar hayan

(4) dikilik ditarap halang kundang diharap sudah

(5) mangalih la’in parika malang badan haku surang

(6) hini hih dangar halah pasan haku di ka’u hi

(7) ya surat kalu ka’u dibaca hurang hagung duduk manya

(8) mbah ka’u dulu kata hakan tuan ka’u hubabuwang

(9) hiya surat duduk basila ka’u dulu pintak sirih

(10) hiyang sakapur pintak haki(dah) hiyang sitang/ka

(11) lu bulih yih sayang parapatah hidak sampay dida

(12) pat hari ha’uh patang hih sudah suda surat mali(n)

(13) bangsu hurang tu(wa)n hah lay dibuwang bujang gadis hih

103. Buluh dua ruas bertulisan rencong

Ruas pertama:

(1) hih hini halah surat satangan hurang kasiyan

(2) nama hanya haku hitu tuan hih aduh hudih hundi

(3) h tuan tulung haku mamidi hati hurang mangi

(4) s kapada hati hurang baji haku sangka kasih hurang

(5) mangis haku sangka sayang gusar haku sangka lama

(6) t hati hih parika malang tubuh haku surang hini

(7) hurang tabuwang kata karapat bujang gadis dalam

(8) dusun laman kuta kuwang dibuwang hibu bapa di

(9) buwang hadik kakak ngasanak sadara hapat

(10) sagala ninik mamak tuwa ta’a sarata buti(hi)

(11) pangulu mabuwang badan hada surang hini cidak

(12) ka tuwan tapan haku mengudu lagi hinduk

(13) bapak tidak lagi hawak lumang badan

(14) pihatu duduk sapanjang dapur hurang

Ruas keduwa:

(1) mananti nasi hurang masak dimin kuli

(2) yat hurang hampun humah kaluar kumah

(3) marantik rantik maliyat haku la

(4) mbat tagak hurang handak makan haku la

(5) mbat balik muka tagak badan tabuwang

(6) sarata tangi hayir mata hamak rabut

(7) di rimba hamak rimbang lurih di hari

(8) hamak manik putus tali hamak budak ka

(9) rampung tanun hidakatuwan bakas mangada

(10) lagi ka’u tubuh duduk manangis sapanjang

(11) hadang sapanjang tapijan takisak kisak manja

(12) kan hati hidak hurang haku harap lagi ka

(13) ‘u surang lagi haku harap hitu hadik

(14) sagadis dara haman hakan ganti hindu

k dangan bapak hakan ganti ngasanak batina

104. Buluh dua ruas bertulisan rencong. Bunyinya:

ruas pertama:

(1) kala mangarang surat sari hini panas patang hiba mandayu-dayu

(2) halah gamisik daun mayan halah basabung da’un

(3) piang halah gamulung da’un niy(ur?) salah disapu hupa ha

(4) mbin salah dicalak hupa langit hijaw hamak

(5) dipagar hupa bintang salah dikubur cinda gunung tu

(6) juh halah gamalun humbak la'ut salah disapay

(7) pasir la'ut kamana ka'u baik badan ja'uh pa

(8) rak hasa panana hati kusut batambah karam hah sa’is

(9) sandir paminta banar kau tubuh layak manurut

(10) jalan panjang ka'u badan hamak manunggu ha

(11) ntaw langang hamu kalamu rawa hi(da?) hiyang gadang hama

(12) k puwas hati sakali hamak sanang panana gi

(13) la najin hidut hapa hakan guna ka'u ba

(14) dan ba'ik hilang marawa ka'u tubuh sadang ba

(15) lik halah mengundur hati dingan sa

(16) nak halah sata’un duwa ta'un mamidi

(17) hiti hipa bisan halah sabulan duwa

(18) bulan hah husah haku

ruas kedua:

(1) kau hawak hapa calaka ka'u tubuh hapa sukat

(2) badan haku hini hurang salah nujun kata

(3) pamaman haku hiyang batiga hah bujang gadis

(4) hih hini pasan haku dalam………

(5) duwa tiga HINI KALU hada pangulu bujang dalam

(6) dusun baluwi datang kumari jangan disuruh …ku

(7) mah baru satakuh hiyak tangga kirit haka

(8) n tikar halah batanggun canda habu halah ba

(9) tuyung cinda ludah halah busabung canda pangginggas

(10) halah basiru karat kayu halah kabut

(11) cinda laman(?) halah bangkit huwat tanah ha

(12) lah kabut hupa lang mal…….bagay hambun

(13) turun pagi haha sa’is sandir

(14) ka’u handik sagadis dara pundang ka’u su

(15) rang lagi haku harat mari halalah haman ka

(16) 'u hadik hah sa'abis sandir(la?)puya pu

(17) la kau tubuh mandabut hanak hurang hagung

(18) kau hawak hurang baji sis kasih hurang guta

(19) r dis sayang hurang bangis di (sa)ngka lambungti (: lambut?)

Di dalam buluh itu ada kertas bergulung bertulisan rencong. Lihat gambar no. 75. Salinan guru Abdulhamid dari surat asli:

Sebelah muka:

(1) hini surat (pa) turung diwa ma

(2) dari diyan (d)ipucak langit

(3) balang turung maba’a ragan

(4) may?an y?a salah panghitu

(5) marala hati hurang banyak

(6) hih barakat nin(ik) datuk santa

(7) kuning dua dingan…salih ma

(8) …mirat…diyan di pucak langi gani(?)

Sebeleh belakang:

(1) hini surat paturung diwa

(2) diguna turung pari

(3) di langit mama

(4) ba tujuh turung ma

(5) gila hati siga sa

(6) lih turung maba’a

(7) hayir patulung ba

ba…..lung sagala saga

105. Surat bertulisan Melayu pada kertas.

Disimpan di dalam tabung buluh berukir. Bunyinya (lihat gambar no. 71)

(1) hini surat piagam duli Pangeran digaduhkan kepada Di

(2) pati Setingaran (: Setiangerana?) dan Dipati Sekungkung. Oleh karena hutan

(3) tanah yang s.l.la dan Dipati kedua itu diserahkan oleh

(4) duli Pangeran kepada dipati kedua semuanya dalam perintah

(5) dipati kedua kalau2 segala pernakan dipati kedua atau

(6) patih atau aria tiada menurut perintah dipati kedua maka

(7) disuruh denda oleh duli Pangeran kepada Dipati kedua

(8) Adapun denda aria empat tahil sepaha dan

(9) denda patih dua tahil sepaha dan denda peranakan

(10) sepuluh emas. Kalau2 tiada benar perintah dipati kedua (11) duli Pangeran maka duli pangeran yang mendenda dia. (13) Wassalam bilchair. Tammat.

106. Kertas

Kertas yang ditulisi dengan gambar keris disertai tulisan huruf Melayu. Lihat gambar No. 84 dan 85.

107. Kertas bertulisan Melayu

Bunyinya (lihat gambar No. 84):

Cap: (Tidak terbaca)

(1) Bahwa ini surat cap dari bawah duli Sultan dengan Pangeran Karto (?) Negaro dan dijunjungkan kepada Dipati (2) Sekungkung Mendala (dan Dipati Kuning) batanah (?) dan perihal hutan tanah air………itu bagianmu(?) segulung (?) hilir dan mudiknya (3)………………itu selubuk seekor ikan dan sehelai da'un kayu dan sekepal tanah sereguk (4) airnya itu melainkan Depati Seku(ng) kunglah yang mengetahuinya dan serta sepakaro lagi dan jikalau ada mendapat kamu dalam hutan (5) tanah air ngalih itulah terindah tarang mustiko dan jatah jati dupa (?) melainkan kamu sembahkan kepado duli Pangeran (6) dan jangan kamu ngalih (?) dipekan dan jikalau kamu ngalih (?) dipekan melainkan kamu membawah ti’da berakar dan mengatas tiada (7) berpucuk dan seperkara lagi dan basing siapa kamu ada yang mengubah seka Pangeran Temenggung lama dan yang telah (8) dahulu2 itu melainkan kamu dimakan oleh sumpah yang tersebut itu jua dan jikalau ada dipati mempersembahkan (9) perkara yang tersebut itu melainkan dipati dikekal Allah subhanahu wata’ala duduk dalam piagam itu dan seperkara lagi dan (10) dan perihal dalam piagam itu mana yang dahulu dan dahulukan jua dan mana yang kemudian dan kemudian jua. Itulah (11) adanya. Intaha lkalamu bilchairi wassalami. Dan yang menyuratnya surat ini juru tulis Sultan adanya.

108. Tanduk bertulisan rencong.

Bunyinya:

hini tamba ninik himam mahamat panjang (ja)nggut ninik tiga hurang surang sahuban duwa saba(atau u?)wuk tiga (sa)ngangin hitu hanak batin dalam tanah ku?bang dawa?dik dipati sakungkung dilir dipati sekungkung dirat saraja…..darat hila…. …..ri dibalang mati manas halah hurang hampat hilah kanti riya duni bahatas babatas tanah kubang riya du hanak batina dalam kubang datang hanak riya tina tagalar mangku ha hagung hurang…lampur turut ka titay? ma…hamba? lalu ka sungay daras luta tinggi baba’an hiduk napat hurang duwa hurang dalam gunggang batang su(rang) bagalar hu..ngun hasah surang bagalar dara hitam hitu tamba ninik tanah kubang mu……………………………..lang baniya bunuh hurang………………….baniya bali …..ka sungay parikan maka lalu ka perumah tinggi samandak hada ri duni ngambik sahuban ngadakan hakan hanak buduwa ninik gadang surang bagalar nini hasik hidak badi…………..na batina ka malija janjang sawah kapada…nakan sa…..i……..kapada sagandun dingan sanak mangku hagung bagalar hamay dayang hi bagalar hiya sa…riha….t kalang? bata’ut dingan dipat hampat hunggun basah dingan dara hibarabut tatkala dapati punjung mati handah…r bagalar hambang gumi h? ambang gumi jadi dapati tamba gumi bata’ut mangku hagung.

109. Mangkuk daripada tanduk, bertulisan rencong

Bunyi surat yang masih dapat dibaca:

hini manyuratka

n tamba nik mi

k

kami bapak habing (atau habung?)

batiga bahadik

hitu sapa dituwa

hiya juga pa(cih?)

sudini nyang tu

wa sakali surang

bagali hiya gama

lar

110. Selembar kertas bertulisan Melayu

(Lihat gambar No. 67) Bunyinya menurut salinan Guru Abdulhamid dari surat asli:

(1) Bismillahi ‘rrahmani ‘rrahim. Bab hini halah tutur ninik. Turun ninik hini di air Sungai Terat, di air (2) Geramang batu alan. Siapa alah gala liyau?. Itu alah Datuk Penghulu Rajo dengan Pema(ng)ku Gulima. Siapa Terat, di air sungai Garamang bato alang itu melepas liyau itu. (4) ialah Datuk Mendaro Putih di air Geramang batualang, itu alah orang yang melepas liyau itu, maka lalu ke Pariang (5) Padang Panjang. Lepas di Pariang Padang Panjang lalu ke Semabul, lepas di Semabul lalu ke Suriang, lepas di Suriang lalu ke Sungai Pagu (6) lepas ke Sungai Pagu lalu ke Pasipai, lepas di Pasipai lalu ke Deriang belantak besi di Sungai Keruh. Lepas di Sungai Keruh (7) (lepas di Sungai Keruh) lalu ke Sungai Nyuruk. Muka mendapatlah ninik Datuk Penghulu Raja napat Inda Sari Matiko (8) jatah jadi rupa. Muka dibawa Kuto Tinggi, lepas di Kuto Tinggi lalu Kuto. Lepas Kuto Bento lalu ke Sungai Sirah (9) tinggallah lasum (?) itu. Lepas di Sungai Sirah lalu Kotu Jaluan (lepas Kuto (10) Jaluan) lepas di Kuto Jaluan lalu Kuto Au. Lepas Kuto Au lalu Kuto Aro. Maka menebang, melatih Kuto Temung; (11) Maka didapat orang nan duo orang, surang jantan surang batino. Siapo alah gala orang itu?. Ia alah Unggun Basah, anan batina ia (12) alah Panul Api gelarnya. Mano alah mendapat orang itu? Io alah dalam gunggung kayu alah, ninik orang Sekongkung itu. Maka di (13) letak dusun Sekungkung, emamrit, memenggang, bajangjang basawahlah nya situ kipis (?) inan (?) alah sako Datuk Penghulu (14) itu. Maka dijadikan Dipati Manggumi Datuk Penghulu Rajo, tatkala bacarai dengan Mangku guli di Kota Aro air Sekungkung itu, seguk airnya, seekor ikannya, sehelai daun kayunya, sekepal tanahnya (16) Datuk penghulu alah yang berpunya tanah itu. Mako dijadikan pamangku Ano Mangku Muda. Maka jadilah dengan Karang Setia (17) nya, Dipati Manggumi. Mangku Muda, manalah Karang Setianya? Terasa alah gedang itu, diia diidakkan (18) Datuk Penghulu Rajo itu, idak na basirih bapinang, banasi bagulai, pintak pinto. Di mana satia anang ke dalam diado (19) diidakan, dikutak dikatingkan sako ninik Datuk Penghulu Rajo itu, Dipati Menggumi, Mangku Anu, Mangku Mudo, dimakan karang setia (20) itu. siapolaj tiyang satio sekungkung? Ia alah Datuk Penghulu Rajo itu tiyang setio tanah (21) Sekungkung. Dimudik Rio Jeong Panjang dengan Banso Derajo. Didayir Sungai Rajo Bujang Paniam. Didilir Datuk Namanti (22) Kuta Limo Sering alah kuta Datuk Pengulu Rajo…Ke ilir singgan Tutung Bungkuk. Aiapalah perintah diilir (ada)? (23) Ialah Baginda Melano alah perintah dilir. Dimudik kagi Rio Suko Kayo itu, Rio Gamujam itu, idak di dalam (24) karang setio. Dikatakan dalam karang setionya dikutuki alah karam alah di bawah idak baaka didatih idak bapucuk, (25) sama tengah di larung kumbang kayu, itu di dalam karang setio dalam dusun Sekungkung biah kembang alah nya. Kok ia Datuk Pengulu (26) dijadikam kaniang tunggak kadatih, bubung ke bawah, padi ditanam lalang umbuh. Yang dulu dulu, yang kenian kamam, kok biak kembang nyo.

111. Selembar kertas bertulisan Melayu. (lihat gambar No. 68)

Bunyinya menurut salinan guru Abdulhamid dari surat asli:

(1) Bismillahi rrahmani rrahmani rrahim

(2) Ya-sidi ya mulaya ya rabbal ‘alamin. Inilah alamat tutur Datuk Penggulu dengan Rio Dunin di Inderapura Datuk Dupalawan berduo dengan Datuk Mudo. Anak betino uang (3) empat itu syah. Saliba itulah anak betino orang empat itu di Karinci nan tuo sakali Rajo Nabamanso, adik itu Rijo Sam Gunung dirajo itulah (4) orang turun dialam Minangkabau:1 Mamaman Suhalam

2Hasib Marajo Lelo

Adapun tanah Rawan itu siapolah yang dulu itu………………Mangku Guli Datuk Pangulu itu (5) lah orang yang dulu di tanag Rawan itu. Maka turunlah ke balik bukit Malintang. Maka lalulah ke tanah Tapan maka berdusun Koto Aur. Maka didapat Maku (6)dun Sati Maka baiyao Datuk Dupalawan dengan Datuk Mudo sertalah dengan Machudun Sati mengatokanlah Datuk Dupalawan dengan Datuk Mu (7) do. Kemudianlah maka mengadulah Datuk Dupalawan dengan Datuk Mudo kepada Makudun Sati. Apolah yang diadu? Mengatokan senang tinggal (8) di Kerinci. Maka bahiyo menti tigo orang itu berhimpunlah anak kepenakannya nan serto atau limo orang maka mendaki Gunung (9) Malintang. Maka lalulah naik ke Kerinci mencari dusanak saudaranya ke tanah Rawan maka sekolah atinya bertemulah dengan Datuk Pa (10)ngulu. Maka berkatolah Datuk Dupalawan dengan Datuk Mudo mupakatlah Datuk Pangulu dua beradik Riyo Dunin. Manolah mupakat orang berempat (11) itu? Yang tinggal di Kurinci ingatkan di Riyo Duni berdua beradik dengan Datuk Pangulu yang di Inderapura ingatkan di Datuk Dupalawan berdua dengan Da(12)tuk Mudo. Manolah kato di Kurinci itu. Tanah Rawan, lapas di tanah Rawan lalu Koto Aro, lapas di Koto Aro itu lalulah Koto Aur, lapas di Koto Aur (13) lalulah Koto Temum, lapas di Koto Temum lalu ka Batu Bapintu, lapas di Batu Bapintu itu lalu ku Maro Panedah, lapas di Panadah lalu di Koto Aur (14), lapas di Koto Aur lalu ku Kuto Binjai, lapas di Kuto Binjai lalu kadusun Tapan, muko lalu Inderapura membuat dusun di Inderapura. Siapo (15) gelar orang membuat dusun itu? Ijolah Riyo Dammang baduo Riyo Panatih. Siapolah orang nunggu dusun itu? Datuk Dupalawan berdua (16) dengan Datuk Mudo. Ko’ tumbuh di Inderapura silang selisih di Inderapura atau di Tapanpun baik kakadapan sudah di Datuk Pulawan baduo (17) dengan Datuk Mudo; sudah tidak Datuk Pulawan baduo dengan Datuk Mudo, Datuk Mudo kirim surar naik ka Kurinci bake dusanak awak(18) di Kurinci basuo nan berempat itu. Kok di bawah karajo sekatolah nan berempat itu di ilau kerjo ilau lah dia orang nan berempat (19) itu atau di Kurinci baik atau di Inderapura baik, sekatolah nan berempat itu. Siapolah anak batino di Inderapura itu? Saliba Simani (20) ati, itulah dusanak Datuk Dupalawan. Manolah temu di tanah Tapan? Temang Kajuaro, temang Salau, tamang Timanis, tamang Tanah Uteh, tamang Pasako (21). Turun Datuk Pangulu dangan Riyo Dunin ke tanah Tapan lalu ke Inderapura manolah tempatnya Datuk Pangulu duo baradik dengan Riyo Dunin (22) ?Di tanah Kubang mentinya orang baduo itu, itulah anak batino, yang tua manaruhkan tutur ini dusun kepala Kubang. Siapa orang (23)nya anak betino di Kerinci? Gela nan di Kerinci Naltubah alah badua dengan Tiyamubuwuk di Inderapura Saliba Semaning ati. (24) Kok Datuk Pangulu baduo dengan Riyo Duni ke tanah Tapan itulah orang yang senenek dengan Datuk Dupalawan berdua Datuk Muda. Ilirnya (25) singgan Sulan Balantak Basi. Adapun nenek berdua beradik siapalah gela nenek itu? Nenek Riyo Dammang dua beradih dengan nenek Riyo (26) Panatih. Siapalah Pangulu beliau di Kota Kano? Datuk Rajo dibanda. Siapolah pangulunya di Inderapura? Datuk Dupalawan tiulah (27) pengulunya di Inderapura. Adapun Riyo Dammang nenek Kurinci siapolah pangulunya di Kurinci itu? Ialah Datuk Pangulu; itulah (28) pangulunya di Kurinci. Kok lalu Datuk Dupalawan, Datuk Muda, Datuk Pangulu, Riyo Duni ke Bandar Padang siapalah yang didapat (29) di situ? Puti Limau Manis anak cucung beliau itu. Siapolah nan muliyo? Marah Kadi mangalo maliyo Rajo liangan itu (30) alah gulalah maliyo.

Bismillahi rrahmani rrahim. Manolah turun nenek rajo nan mansu? di air (31) Sungai Tarat. Siapalah melepas liau di Sungai Tarat? Ialah Datuk Mandaro Hitam. Adapun di Riyo Sam Gunung di Rajo (32) di Germang Batu Elang siapa melepas liau? Ialah Datuk Mandaro Putih air ilir Germang Batu Elang, itulah (33) yang melepas Datuk Sam Gunung di Rajo. Tammat kalam ini.

112. Surat bertulisan Melayu.

Bunyinya: (lihat gambar No. 83) Cap: (tidak terbaca)

(1) dan (2) (Pujian bahasa ‘arab, sudah koyak sebagian). Segala puji2an (3) bagi Allah Tuhan kita yang empunya kurnia yang menujukan kita jalan yang betul dan yang empunya ‘aras (4) dan kursi dan yang empunya janji pahala dan rahmat Allah dan salam Allah atas nabi penghulu (5) Bermula…….raja2 di dalam dunia kasanaku(?). Adapun pada masa itu, maka nabi Musa kalam (6) Allah berkatalah dengan Allah ta’ala. Maka sembah nabi Musa kepada Allah ta’ala: Khala Rabbi ‘arinii ‘anzur ‘ilaika (Sura 7: 139) (7) ya Tuhanku perlihatkan rupamu kepadaku supaya aku menilik kepadamu. Maka firman Allah ta’ala (melihat) (8) hai Musa, jikalau hendak melihat kepadaku berjalanlah engkau kepada bukit Tur Sina, maka berjalanlah nabi Musa (9) pada Tur Sina, maka dijadikan Allah ta’ala bukit itu gelap gulita. Maka firman Allah kepada Musa (10) tiada engkau akan melihat aku/ Sultan ibn Sultan, Sultan ibn Sultan, Syah ibn Sultan ibn ‘Ali (11) adabena (?) Syah, Sultan Ahmad Persiyah Sultan wafi……………….al………wakaramat. al…….fil ‘amkan (12)……………………nizam ibn sultan al-furkan wahuwa Muhammad sahib al-‘adiyan telah………………….segala tandanya burhan (13) beberapa kenyataan dari nabi akhir zaman yaitu tuan junjunganku yang amat muliya pada segala alam…………(14) dan pangkat sekalian raja dan makota segala alam dan toladan (?) segala………………..(15) dar aldunia………maka telah bertiup hangin daripada surga jannat al-firdaus dan kayu Tuba di dalam surga (16) ber-dengung2 bunyinya terlebih daripada serunai dan terlebih harum daripada ‘ambar dan kasturi dan terlebih (17) manis daripada madu dan………………..peminuman yang terlebih………sebab ialah sultan yang (18) menaruhkan makota jadi sendirinya dikurniakan Allah ialah sultan yang menaruhkan…………………(19) setahun bertatahkan ranta muto manikam dikurniakan Allah. ialah sultan yang menaruhkan (20) curik semedang giri rata’nya seratus sembilan puluh nan pemunuh sehatimuan jadi sendirinya (21) dikurniakan Allah ialah sultan yang menaruhkan poyon penaka……….jadi sendirinya dikurniakan Allah ialah (22) sultan yang menaruhkan kayu kamat yang dibahagi tiga dan raja Rum dan raja Cina jadi sendirinya (23) dikurniakan Allah ta’ala ialah yang menaruhkan tumbak bertatarankan segar jadi sendirinya dikurniakan Allah ialah (24) sultan yang menaruh kursi singasana (?) cerana gadang jadi sendirinya dikurniakan Allah ialah Sultan (25) yang menaruh emas jatah jati……dalak pedagangan ialah sultan yang menaruh emas………..(26) menteri jadi sendirinya ialah sultan yang menaruh gunung surga tempat segala aulia Allah jadi (27) sendirinya ialah sultan yang menaruhkan gunung berapi bertatahkan cempaka biru2 berbunga (28)kan bunga seri menyeri jadi sendirinya ialah sultan yang menaruh kuda semberani jadi (29) sendirinya ialah sultan yang menaruh buluh perindu itulah tempat segala burung ber(30)mati sendirinya sikurniakan Allah ta’ala. Amma ba’du, kemudian daripada itu setamat yang ta’zim dan takrim serta (31) tahkim dan taslim dan suka hati dan putih hati daripada nenda yang dipertuwan tembo (?) pesa (?) (32) jangan diperbula-bula apabila diperbula2 dimakan bisa kawi daripada berkat daulat yang dipertuwan (33) dan barang ma’lum kiranya cucunda akan hal nenda sudah mengurniakan kebesaran nenda telah sudah kami (34) sukakan kepada cucu kami sultan Palembang barang ditinggikan Allah kiranya ‘amalnya dan imannya (35) min dar al dunia ila dar al-akhirat amin summa amin.

113. Ujung Tanduk, berukir, betulisan rencong.

Bunyinya:

(1) hih hini satangan

(2) hurang kasih

(3) ha………

(4) la……….

114. Ujung tanduk bertulisan rencong

(1) yu kan huta

(2) s basas

(3) sakungkung

(4) hi…………….sanya

(5) ra………..ga?taga

(6) ………………..mban si

(7) mika miba

(8) pata sampi tu

(9) tiga gaba hada

(10) camba? tu sapati

(11) tatang? sadini

(12) hila? jatapa

(13) nya…ta….

(14) haku sudini

(15) lang tatita saca

(16) li surat

(17) gali hiya

(18) ha mangsi lara

(19) ………..nga na

115. Ujung tanduk bertulisan rencong

(1) basamilah mujur batuwah

(2) jari tangan hurang gila na

(3) ma hanya haku hadik sa gadis

(4) tina katimpa hadik sagadi

(5) smulak hada nyanyi sapa

(6) tah satambak satambun batu

(7) salimang dalam balanga hayi

(8) r malilik datik

(9) pamatang barambak batanun

(10) ka’u kami pagi hidak

(11) lama bulan basilik ka

(12) mi datang hitu parapatahnya

(13) nyi haku di ka’u hadik

(14) sagadis hana hingga

(15) k hajudu hadik sagadi

(16) s dinggung hada pula horang ma

(17) nampang hinduh hiya bagalar

(18) malin makadarat na

(19) ma hadik sagadis dara hati

(20) sudah surat hindah baganti

116. Ujung tanduk bertulisan rencong

(1) hini ninik kami timah hitam mangadakan hanak badua

(2) surang jantan surang padusi handir kali sapa nama

(3) hiya juga sakalinadan surang banama sahabu sapa

(4) mamagang hutan tanah hiya juga

--------------------------------------------(bunga-bunga)--------------------------------------------------

(5) gampab muda sarata jadi dingan dipati

117. Surat bertulisan Melayu

Rupanya salinan daripada surat lamayang sudah hancur. Cap surat lama itu masih ada, tapi tidak terbaca lagi hurufnya. Bunyi surat itu (lihat gambar no. 73): Inilah surat Pangeran Temenggung kebu (1) di bukit…………..maso teletak pado Depati Mat Gumi di (taba Kemantan Darat ??) dipati su’u’u (?) janat dari situ perang rimba kena? (pada? dia?) perentian depati Kuning……………………………….arta orang jangan diambil, buat arta awak janga diberi……………………..malah orang ada…………………..orang ada malu dirubah di………..perangai orang bubung ngadang kabut ada malibut semata tama halat pada orang amba raja (?) petang……….barang memberi selamat.

118. Tanduk bertulisan rencong

(1) hini surat tamba dipati sekungkung sapa menyurat raja malin malin kuja ma…………..

(2) ……….gi? nak hanak singa maj?in bini singa maj?in ha kanak ri?ya sangguna bini riya

(3) ….ngguna sasanak pangku hagung muka dilatak jimangku panakan baliya bini malin kuja muka…diba…………

(4) ….nggu?ri? malin kuja riya sari mangingat hutan tanah di kubang sapa gumbat baliya riya

(5) bimbin riya bimbin mangingatkan cupak gantang didala………..

(6) n riya bimbin mukabadaya mengulun kapada pamangku

(7) hagung muka tiba ka…….pada pamangku hagung pamangku hagung ngalun kapada dipati……

(8) …ma riya sari mu?di..riya duni muka bata’ut halah jajah riya duni dingan ri

(9) ya dibalang sapa dingan batalup hakan hiya duni dingan hiya dibalang juga di

(10) pati kumbala hinda takala masa hitu

119. Tulang betulisan rencong

(1) hini paratama hasan jadi dipati dalam saliman

(2) hija juga hanak sang nginda kunin sarapu calik sara

(3) mpu kuja sarampu kumbang sarampu kunin baduwa jadi di

(4) pati hada sarapu jadi dipati haca sara kunin batiga

(5) han surang sarampu tuwan surang sarampu manis surang salih

(6) sati dalan dipati sarah gumi sarampu kumbang dalam di?

(7) pa salaman dipati kacik dipati sutan sutan ma

(8) nggala hiya paratama hagan piha tangga dipati sali

(9) man sarapu masanis nanik tuwan malik

(10) patih kundir kurana tangga talatak jadi sarita?

(11) ………kagaduh pangir dipati karang manis ngasanak sabu (wu) di

(12) …..bapak dipati sang pangir hurang tanjung sabatuk dapui?……..

(13) ……dipati karang manis samanda ka pulaw silar?

(14) ……ngambik bungas ngadakan hanak batiga

(15) hada? sabungki? sapa hanak sakintang sapa cucung dipati

(16) saliman dipati hacik salamat hahu mangara

120. Kulit kayu bertulisan rencong

Di sebelah muka ada tulisan pada pangkal dan pada ujungnya. Di sebelah belakang ada beberapa rajah. Bunyi tulisan itu: (sebab kurang terang tentu saja banyak salah salin)

bagian pertama:

hini halah surat/ satangan……../ hi………la hakun katal/ i dayanti….yakin/ kata mahamat danta pa/ ji…hati malisiya/ kapada haku kasih kapada hau sakaliaya/ n mali (atau ni?) siya layunu/ layuni jatuh sati/ tik takit hi/ nda ga hakan ka’u hana/ ……mani…………………/ ……..hidak ka’u kaka/ ………..kamat haku ga hiya/ ………’u hanak nakma/ hiku na ka’u kamat haku/……mitik tiba/ di hati…………….gayi/ bakadara’ bagari…./ ..sandi saya……………/ …tiga puluh ka/ lu kana kama/ thunak sabu/ ku hak huyam ta/ …katiga hayam tarusi/ ra huyam batang kundur/ pulut dipalut/ batang suri…la…/ …haku hu…….ka’u gu…./ …t kakasih diha…../ lut huyam para/

imah tasangkak ta/ sangkin sandi sa…rang ka’u ka’adah ka……./ …nu huyu….hu…../ yam paratimu/ jamakah nama ka’u ba/ nama haku hay ba/ jasi rarah buka/ …..hakan pintu/ ……..paraga dani…ta/ guk lah hayir/ madani tamuk/ dalam ka’u sarakah sarinama/ ka’u ranaka sari nama/ ka’u sari manyari na/ maka’u malindak sa/ ri halah ka’u bagalar sarilah ka’a/ mpa kilat d…../ n babaliy ka’u/ …..ditampa hambun/ batang banyak jalan/ ka’u bajuntay tunggi/ n banyak tapan ka’u basandar mangata/ bilah ka’u tanah tapa/ n padi haku manjadi/ salamat mapadi ha/ ku sama jadi duwa duwa ma/ jadi hampat salama/ t padi haku dari/ hama lalu ka bilik.

bagian 2:

hinah karibin/ i kata gumi hidar/ hih lam kata la/ ngit kata duwa ti/ ga sakati tidak ba/ rabaya kata halah saka/ liyan hiyang bara/ pacik jang barabajang/ yang baranyawa yang/ baranakkan dalam sakalinyan………hiyang/ baratalir tiya/ da haris hangkaw malintang haku haku ta’u/ di hasan ka’u ja/ di ka’u duduk kapa/ da pahaman haku dusuk kapada mani halah/ pinang haku/ pinag babulu haku ta/ nam di pusat ta/ nah haku hanak manta/ ra guru narang haku kata ha/ kan bisa barang haku sabut hakan/ makis barang haku/ baca kabun hadan barakat mantara guru……/ tikam manikam/ hanaknya mati hibunya manaha tatikam mu/ la haku jadi tikam/ katalah hidak tati/ kam baramula haku ja/ di hidak tati…kam katalah dima …..s tarimbak mula haku/ jadi timbak katalah hidak tatimbak/ katalah…sarik/ haku humpun buluh mangarik manantang/ haku hakulah magang sangga bunuh himbat sapangimbat tahimbat di buku buluh saribu hurang mangambat haku manulakkan sanggabunuh.

121. 271/2 bilah bambu kecil yang bertulisan rencong.

Yaitu tenong orang dahulu kala. Bunyi tulisannya:

(1) …wat kapada hujan turun padah

(2) tajawat kapada bulan ha(n)cur padah

(3) hadalah bunga hakan layu padah

(4) tajawat kapada matahari hacur padah

(5) ……dalah musuh akan datang padah

(6) hadalah orang tuwa datang manyambah hada

(7) tajawat kapada talasih sadang…dara padah

(8) hadalah di dalam humah hakan karam padah

(9) hadalah dusun hangus padah

(10) salamat gurang palangun haku

(11) tajawat kapada pinang gayur padah

(12) hadalah gumi hakan hadir padah

(13) tajawat kapada pinang sadadara padah

(14) (sudah patah) tajawat kapada t…

(15) hadalah puti sujut kapada haku padah

(16) tajawat kapada langit huntuh (?)padah

(17) = (kosong)=

(18) tajawat kapada ni….gayur padah

(19) hadalah gunung taraban padah

(20) hadalah halur manalan kita padah

(21) hadalah badan hakan masa padah

(22) tajawat kapada manaw … ni padah

(23) tajawat kapada tanda gadarah padah

(24) hadalah duduk batu basar padah

(25) hadalah hurang basar kapada haku padah

(26) hadalah taranak hakan mati padah

(27) tajawat hakapa sirih barajalan padah

(28) hadalah ulu balang datang manyambah haku padah

122. Tanduk bertulisan rencong. Bunyinya:

(1) hini ninik tanah kubang salih sati surang bagalar

(2) jaga sati surang salih hambung batampat halahhanya pahumah

(3) tinggi badusun kakuta hara mka bahanak salih sati

(4) baranak tiga hurang surang bagalar sahuban suran bagalar sanga…n

(5) surang bagalar sabuwun muka da?tang mangku hagung datang di

(6) lampur halu ka tanjung karaba jatuh hadawa baradik di

(7) ngan hamay da hanya mamba’a hamba huran lima barambah ka ku(ta) patay

(8) tal muka lalu ka tabin tinggi handak lalu ka kuta

(9) tinggi sungay daras barambah kuwa

(10) limay pu

(11) rut maka baba’an biduk mangku hagung katalang sarak na

(12) si ditinggan habis pisang ditinggan habis mukangimbang ma

(13) ngku hagung tasuwa hurang baduwa surang jantan surang batina surang bagalar

(14) …dara hindah surang bagalar hambun basah maka dilatak

(15) sungay daras yang baduwa mangku hagung turun

(16) kutu hara babini hanya di sana

(17) mangambik (hampa taka?) sahuban muka bakata dipati hampa tangka di kuta bingin

(18) muka disuruh manti gara baduwa dingan raja nama sapatih badiri

(19) nunggu k(u)ta tapurung datut rangkaya hintang manunggu kuta rawang

(20) ngandak panapat mangku hagung hapa kata mangku hagung hiya badaya

(21) kami tuwan muka basatumangku hagung t..kalapang

(22) mi jadi dipati hiya duni basatu dingan hiya di guna habalang

123. Tanduk bertulisan rencong. Bunyinya:

(1) sihapa hinduk mangku hagung hana dayang mangku hagung sahata jadi di

(2) ngan dipati hampat sama manumbas ka’in haja hutan dingan

(3) tiga tangan satanggan hutan dipati satanggan hutan mangku hagung

(4) satanggan hutan datuk caya dipati mana datang hana dayang dingan mangku hagung

(5) datang di pula tangah napat kaba jalang di kubang bakuta kuta hara

(6) hana dayang dingan mangku hagung manacan mananam mananan ta

(7) madak dikuta hara sihapa dingan sanak pangku hagung hi

(8) ya juga dara bangsu sihapa hanak dara bangsu hiya surang ba

(9) galar sahabung surang bagalar sutabit surang bagalar

(10) sabulan sihapa panakan sihabung hiya

(11) juga sapadi sihapa dingan sapadi hiya juga sahunjung sihapa dinga

(12) n sanak batina hiya juga sahumbi surang bagalar sahinggan

(13) sihapa bapak hurang hampat hitu

(14) hiya juga bagalar sap…dabut? sihapa panakan

(15) ….sapadi hiya juga mangku hadin bacara baduwa dingan datuk ka

(16) hitam sihapa hampun bapak datuk kahitan hiya juga hiya

(17) duni sihapa hampun bapak mangku hadin bacara

(18) hiya juga salikak sihapa hampuh bapak hiya sari hiya juga

(19) mangku hanun sihapa dingan sanak hurang sadada hitu banama hurang sabala….

(20) sihapa hampunnya tamba mangku hagug raja

(21) sihapa ganti hiya riba hutas baba

(22) tas hiya juga dipati sakungkung sihapa kanti hiya sari bahutas babatas hi

(23) ya dihalang manti manis sapa lawan mangku hagung bahutas babatas saraja

(24) sihapa lawan mangku hagung bahutas babatas hiya joga ka’i hampang bahingin

124. Tanduk bertulisan rencong

(1) bisamilah patama tutun mangku hagung na’in tanah jawa patah di jawa lalu kutangka….cung turun dusung lampun

(2) dilampu buluh tanduh kambi putih lalu pula tangah …lu hujung tanah di jambi batinggi

(3) barandah takala hitulah ninik dipati sal(i)h kumabang pagi ngada……….ma

(4) maja balih hu?rang hapah hitu ninih panaluh baru (ji?) pagi badu……………….

(5) ninih mangku hagung nyampah buluh? tara……….sabuh candah tumbah

(6) sabatang manangih manti sambilan hujung tanah ja

(7) mbi baju sambilan hutah sambilah ja

(8) mba bagalah tanjut karaba jatuh ninik

(9) ……..carah talatah ma

(10) ……..ra kici

(11) …….nalah mangku napah kuni duwa baradih hampa lalu kuta kadundung talatah hurang situ……………..puruta

(12) latah hurang baliya situ babalih sungah dahah napah hurang laki bini talabah hurang baliya hitu sa(la?)

(13) talang baniya badusu talatah hurang baliya situ la…..ku….jamu balanja kuta sapangg……

(14) dara bangsu hurang hapah riya sari surang riya sari habang surang sihapa batina satabi singa

(15) baranjah dusu mangku hagung haja bagalah kuta hara sipa manti tiga lurah mana patama

(16) manti datuh kitah haya sari riya duni datuh padana manti

(17) …manti mangku hagung haja

(18) duwa lurah buwah satah mangku hagung haja salurah patama datuh kitah haya risa lurah…..rah bapinang da

(19) dipati sakungkung minatah manti bakih mangku hagung siyapa manti datuh padang manti hih? dipati sakungkung..

(20) hagung hutah tanah haku sudah haku siri mantah kayu? ba’a? salarah salang balantah basisi pama lantah mangku hagung sipa sa……….

(21) hitu saraj hanah mayah katalah balarih pamatang….mpih a’u minyah sungah kamintah saraja didili di….isa

(22) kanti mangku hagung haya datuh babatah dimadih dipati sakungkung mana hutah pantah jaluwa balahih ka

(23) mintah balahih tatumbuh salang balantah basi………..imbang ba? karakamintah diday la

(24) lu mara sakungku kini lalu kuta hara hitu halah pantah kubuh mangku hagung

(25) haja kamituwah ninih kadarah sipa kanti bahutah bapantah

(26) hiya dibalang buwah hada mantah mangku hagung tilu……….

(27) rah sabatang kayu sajamba duwa jamba sahi

(28) basabpeh hidak basa

(29) nu hidak mana pantah mumbung bala

(30) rih sa……lamanyah

(31) balaha…dili ha’a balahih tamah tutu t……mangku hagung haja

Tambahan Bab C (Mendapo Depati Tujuh)

Lain daripada pusaka yang tersebut di atas ini, ada lagi pusaka yang diperlihatkan orang kepada saya di Mendapo Depati Tujuh, tetapi tidak bertulisan, yaitu:

Kain salempuri: perkakas sirih, yaitu satu celak, dua piagam; cerano mas (daripada kayu); kotak berukir, tempat menyimpan perkakas sirih itu; keris cundai melelo alus; badik panikam benda penombak; tudung mas sego melelo senen; disimpan oleh Depati Kuning Koderat, dusun Kuto Tuo. Lihat gambar no. 9.

1- tanduk yang tidak bertulisan, disimpan oleh Depati Kuning Nyato Negaro, dusun Tebat Ijuk.

1- tanduk yang tidak bertulisan, disimpan oleh Depati Kuning Alam Negeri dll., dusun Beluwi.

1 gambar rumah pada kertas, disimpan oleh Depati Sekungkung putih, dusun Kuto Lanang, (lihat gambar No. 71)

1 talam tembaga, disimpan oleh Depati Sekungkung Gedang, dusun Kuto Lanang (lihat gambar No. 71)

1 keris, disimpan oleh Depati Sekungkung Jinang Putih, dusun Kuto Payang (lihat gambar No. 85)

1 lonceng (yaitu bagian gambang), disimpan oleh Datuk Dementi Depati Gayo, dusun Kuto Simpati

1 tempat kapur sirih dari kuningan, 1 mangkuk kuningan kecil, 1 mangkuk pasu kecil, kain hijau di dalam tabung buluh, disimpan oleh Depati Manggumi Medan Alam,dusun Sekungkung.

1 tombak, disimpan oleh Mangku Agung Muncak Alam, dusun Kubang Gedang.

bab; MENDAPO LIMA DUSUN .....KERINCI.


A. MENDAPO LIMO DUSUN
1. Tanduk bertulisan Rencong, berbunyi:
2. Surat tulisan Melayu pada kertas.
3. Surat tulisan Melayu pada kertas.
4. Surat tulisan Melayu pada kertas.
5. Tanduk bertulisan rencong
6. Tanduk bertulisan rencong
7. Surat tulisan Melayu pada kertas.
8. Surat Tulisan Melayu pada Kertas.
9. Tanduk Bertulisan Rencong
10. Tanduk Bertulisan Rencong. Bunyinya begini:
11. Tanduk Bertulisan Rencong
12. Tanduk Bertulisan Rencong
13. Surat Tulisan Melayu pada Kertas
14. Tanduk Bertulisan Rencong. Bunyinya:
15. Buluh Dua Ruas Bertulisan Rencong (lihat m. 15a)
16a. Buluh Dua Ruas Bertulisan Rencong, hurufnya lebih besar dari no. 15 (ruas no. 1) Editor’s Note: In the original this item is No. 16. We renumbered it to 16a because the following item was erroneously numbered as No. 15 (which we changed to 16b).
16b. Buluh Dua Ruas Bertulisan Rencong. (yang dimaksudkan pada halaman 12) Editor’s Note: The original item number was No. 15.
17. Tanduk Bertulisan Rencong
18. Tanduk Bertulisan Rencong
19. Tanduk Bertulisan Rencong
20. Tanduk Bertulisan Rencong
21. Tanduk Yang Bertulisan Rencong;
22. Surat Tulisan Melayu pada Kertas
23. Surat Tulisan Melayu pada Kertas
24. Tanduk Bertulisan Rencong
Tambahan Bab A (Mendapo Limo Dusun)
A. MENDAPO LIMO DUSUN

1. Tanduk bertulisan Rencong, berbunyi:

(1) bisamillah mujur dangar tutur ninik kami di kuta pandan hiya basanggun buwin (2) basanggun sirat bajabat dimanaw kunin maniti mata karis mengada dayang baranay (3) sihapa lagi (:ki) hiya juga siyak langin mangada hakan hanak hurang sambilan sihapa hanak (4) tu … wa hiya juga jari handir hukir sahambut handir kunin bapak hajang hangsi ha (5) ndir baringin handir kawa handir kasar handir gala hajang ri baka (6) rah siyak makudun hitu kalah singa hapi di kuta pandan bapak hajang (7) hangsi ba(ng) lik kuta pinang bagalar datuk caya dapati sirapa galar (8) bini sahada (9) ngada hanak hurang lima sapa hanak tusa (:wa) malin hit … si ….h nga ……….(10) t sapa laki …….. dinga sanaknya batina halang ma ‘ipahi mandiyara di (?) ya gilang malin lah ba (ga) lar (11) datuk caya di (pa) ti hilang di laman sapa bini hanya hanak handir hukir silibar hitu halah (12) bininya caya dapati mengada hanak hurang 1 (i) ma sapa hanak hanya tuwa hana la’i patih suka nanggari (13) handir hulak handir hulak handir tuni handir taji hana la’ut (14) halah bagalar datuk caya dipati sulah ngada hanak hurang lima sapa hanak tusa (:wa) (15) h(i) ya juga sutan ki’i sacanta halah (15a) bagalar (16) caya dipati pandak sapa bininya sajuhu mangada hanak hu (17) rang I(i) ma sapa hanak tuwa sabudaha (18) satambun sacabu (?) sacilupat sacatar hitulah bagalar caya dipati pandak tataran kapanakan bagalar (19) sajantayhitu bagalar hiya mandiha dijadi bawah t raja tatahan ka dipati su (?) nti di (:hu da?) (20) duwa bahadik dingan riya mandiha hitu ninik kami sapa pa bini di dipati (21) san ... huda hiyalah sakintang luma bini hanya menunggu kuta pandi.

2. Surat tulisan Melayu pada kertas.

Bunyi salinan yang diperbuat oleh Muh. Agus di muka Muhamad Rudin gl. Datuk Caya Depati (dengan huruf Belanda) begini:

Inilah cap Pengiran Patih Jaya Kabul di bukit Hajarat Nabi Sallalloh Hualaihi Wassalam.

Inilah Piagam Depati Alam Negeri, dikurnia oleh Pengiran Nyata Patih Jaya Kabul di bukit, akan lawan Akan lawan, maksudnya: kalawan = dengan Depati Simpan Negeri , akan lawan Depati Suto Negaro, akan lawan Depati Sungai Penuh, akan lawan Depati Payung Negeri akan lawan Depati Setiodo, akan lawan Depati Pelawan Negaro dan Ngabitah Ngabiteh, maksudnya: Ngabehi Patih? Setiyo Bawo mak Takuyung dengan batang kalau tenggelam sama tenggelam, jikalau terapung sama terapung Depati yang bertujuh samo baik samo jahat dan mangku Depati dan mangku Rajo samo rato samo beratnyo samo-samo jantan samo betino.

Sehulu sehilir salapik sabangbungnyo segalo segalo perintahnyo sekulak airnyo seekor ikannyo sehelai daun kayunyo putih hitam pancung sulo Depati yang bertujuh jikalau pemangkunyo salah perintah duo tahil sepaho. Jikalau permentinyo salah perintah dendonyo setahil sepaho, jikalau anak … mudonyo salah perintah dendonyo sepuluh emas. Jikalau Depatinyo salah hukum didendo tujuh tahil sepaho pucuknya sekti lima mas matinyo tujuh tahil sapaho mati yang tujuh tahil sepaho empat tahil sepaho. Sahidan lagi pulo titahnyo duli pengiran kepado Depati. Jikalau ado cuding gading culokalo, kato mabuli orang menyembah berhalo mako orang kam kambang dan jalullah mati manuta suri alim jakar wanta zaman (Yang lain tidak bisa dibaca lagi) ……….

3. Surat tulisan Melayu pada kertas.

Bunyi salinan yang diperbuat oleh H.A. Cadir Jamil di muka Muhamad Rudin gl. Dt. Caya Depati (dengan huruf Belanda) begini:

Stempel kerajaan Sulthan Jambi

Hijrat Nabi shallallahualaihi wassallam 1192 Seribu seratus sembilan puluh dua pada tahun ba pada sembilan likur hari bulan Jumadil Achir pada hari Sabtu waktu duha. Bahwa pada dewasa itu Pangeran Sukarta mengurniyai undang-undang serta cap ini kepada Mangku Depati dan Mangku Raja dan Ngabi Tih Setia Bawa. Adalah Mangku Depati itu titah Pangeran, berganti menjadi Mangku Depati orang yang tiga buah perut; itulah yang mengetahui giliran ganti Depati Simpan Negeri. Depati Simpan Negeri yang enam buah perut berganti menjadi Depati. Dan Depati Alam Negeri enam buah perut demikian lagi; dan Depati Suto Negaro yang enam buah perut itu berganti menjadi Depati.

Mangku Depati, yang tiga buah perut itulah yang bergilir berganti. Depati Simpan Negeri dalam orang enam buah perut dan Depati Alam Negeri dan Depati Seto Negaro yang enam buah perut; tiyada boleh yang lain daripada orang yang enam buah perut itu menjadi Depati. Dengan petunjuk Mangku Depati jua adanya.

Maka barang siyapa tiyada menurut bicara Mangku Depati yang sekata, dan jikalau salah Depati melainkan Mangku Depati serta maha menterinya dan cupak gantangnya melainkan didenda Pangeran tujuh tahil sepaha. Dan demikian lagi yang diketahui oleh segala hukum parentah adat negeri seperti hukum orang daga dagi dan sandu‘ samun, umu‘ umbai, upas racun, telum tikam malam, kincung kicuh, sekaliannya itu mati hukumnya; dan jikalau ada orang sumbang salah, berzina laki2 dengan perempuan yang tiyada membatalkan air sembahyang mati juga hukumnya. Dan adalah hukum yang telah sampai kepada hukum mati melainkan ditetap oleh duli Pangeran seperti yang segala yang dahulu-dahulu itu tiyada duli Pangeran mengubahkannya seperti seko lembago yang dahulu kala itu jua adanya.

Demikian lagi titah duli Pangeran: barang yang mungkar dengan syara’ Rasulullah hu ’alaihi wassallam seperti …….(tidak terbaca sebab sudah koyak 4 baris).

4. Surat tulisan Melayu pada kertas.

Bunyi salinan yang diperbuat oleh H.A. Cadir Jamil di muka Muhamad Rudin gl. Dt. Caya Depati (dengan huruf Belanda) begini:

Stempel Kerajaan Sulthan Jambi

Hijarat Nabi Shallallah ulaihi wassallam 1192 seribu seratus sembilan puluh dua tahun ba pada bilangan Chasiyah pada dua likur hari bulan Jumadil Akhir pada hari Sabtu pada waktu adha. Bahwa pada dewasa itulah duli Pangeran Sukarta mengurniyakan piagam serta cap ini kepada Depati Simpan Negeri serta Depati Suto Negaro, Depati Alam Negeri serta Depati yang berempat yaitu: Depati Setio Udu dan Depati Payung Depati Payung Negeri dan Depati Padua Negaro dan Depati Sungai Penuh dan serta dengan Mangkuto Depati nan Mangkuto Rajo dan Ngabitih Setia Bawa serta dengan Menteri dan sepuluh serta segala cupak gantangnya.

Demikianlah dikurniyakan duli Pangeran Sukarta piagam ini tetap kepada orang enam perut ditetapkan oleh duli Pangeran seperti segala orang tua-tuanya dahulu juga adanya. Maka segala orang yang tersebut itulah yang mempunyai selingkung selurah sungai bungkal pandan, mudiknya hingga singkung-kung mati dan hilirnya hingga siyalang berlantak besi dan kebaruhnya hingga Kemantan mati lalu menuju palis serumpum lalu kelubuk tuba-tuba lalu menuju aur berlarik itulah adanya yang di dalam seluruh sungai bungkal pandan itu, kayu panjang dan pandak, buluh bilahnya, rotan rambainya, dan siyalang malangnya dan barang sebagainya tidaklah boleh orang lain mengambilnya. Dan barang siapa cala calo mengambil kayu mayunya atau rotan rambainya atau buluh bilahnya atau barang sebagainya tiada memberi tahu orang yang mempunyai tanah, dirampas hukumnya; jikalau melawan dibunuh. Demikianlah titah duli Pangeran dalam piagam ini.

Hubaya-hubaya jangan dilalu !!!

Adapun segala lembaga yang ditetapkan oleh duli Pangeran Sukarta itu seperti segala lembaga yang dahulu kala juga tiyada diubahkan oleh duli Pangeran melainkan tetap jua adanya. Adapun segala Depati itu mendirikan hukum raja yaitu boleh para Depati menyeti mendenda, pancung punjung, kelam bunting beras andam ke dalam, pancung sula, itupun dengan bicara Mangku yang bertiga dan Menteri nan Sepuluh adanya. Dan adalah seko cupak gantangnya Depati itu, barang suatu ngadu bicaranya melainkan mengadu para Menteri, dan para Menteri itu mengadu kepada para Mangku, dan para Mangku itulah menyampaikan kepada para Depati.

Demikianlah lembaganya; dan barang siapa menyalah seko lembago itu melainkan dihukum oleh Depati serta Mangku dan segala Menteri sepuluh itu.

Adapun seko lembago para Mangku itu jikalau salah denda pecah empat tahil sepaha dan denda pengingat dua tahil sepaha; dan seko para Menteri jikalau salah denda pecah dua tahil sepaha, dan denda pengingat setahil sepaha.

Demikianlah adanya.


Dan lagi titah duli Pangeran Sukarta kepada segala ra’yat naung yang selurah tanah Kerinci disuruh Pangeran Mengeraskan hukum syara’ di dalam tanah Kerinci; duli Pangeran amat keraskan kepada Depati yang berempat dan yaitu Setiudo dan dan Depati Payung Negeri dan Depati Padua Negaro dan Depati Sungai Penuh yang dibawa oleh Kiyai Depati Simpan Negeri kawan Depati Suto Negaro serta Mangku Depati dan Faqih Muhamad itu yaitu yang ditegah oleh Pangeran itu karena karena tertegah pada syara’. Maka yang terlebih mungkar pada syara’ itu yaitu empat perkara: Pertama jikalau kematian jangan diarak dengan gendang, gung, serunai dan bedil dan kedua, jangan diberi laki2 bercampur dengan perempuan bertauh nyanyi suatu tempat dan kedua jangan bersalih memuji hantu dan syetan dan batu, kayu dan barang sebagainya dan ketiga jangan menikahkan perempuan dengan tiyada walinya dan keempat jangan makan minum yang haram dan barang sebagainya daripada segala yang tiyada diharuskan syara’.

Hubaya-hubaya jangan dikerjakan !!

Demikianlah titah duli Pangeran mintak kembangkan kepada segala Depati dan segala Malin yang ada di dalam tanah Kerinci adanya.

Dan barang siyapa tiyada mau mengikut syara’ maka hukumkan oleh segala Malin dengan mufakat seperti hukum syara’ jangan disalahi. Jikalau orang yang tiada mau mengikut hukum syara’ maka segala para Depati dan para Mangku serta mufakat dengan para Menteri mengeraskan hukum syara’ itu adanya. Demikianlah perintah duli Pangeran Sukarta.

Hubaya-hubaya jangan dilalu !!!

Tammatulkalam bikhairi wassalam.

Adapun yang menyurat piagam ini Tuan Haji Imam Abdul Rauf dititahkan duli Pangeran Sukarta Negara.

5. Tanduk bertulisan rencong

(1) hini halah surat tutuw tamba nini kami di kuta pandun

(2) hanak ninik siyak langin hurang sambilan baradik

(3) dingan tuwa handir kuning handir mulan handir

(4) bingin handir hada handir capa handir

(5) bukat handir dayang handir hukiw

(6) lapas dari sini

(7) hapak hajang ngsi hitu halah manjadi singarapi hapa

(8) k hajang hari manjadi caya dipati mana buwat

(9) nini kami dingan ninik dipati muda dingan

(10) dipati singa laga mana sumpah satiya caya dipati singa rapi

(11) dijadi hakan dipati dibari manti sambilan jakala

(12) nayik raja janang sama dilawat jakala hada ja-jah manti

(13) sambilan sama ditarima jakala hada lung manti sambilan

(14) caya dipati singarapi nyampay baju jalaka (:jakala) barasi

(15) lih caya dipati singarapi hidak barajawa

(16) tangan dingan dipati

6. Tanduk bertulisan rencong

(1) basamilah mujur dangar tutur ninik

(2) kami di kuta pandin hiya halah basanggun ta

(3) basanggun sisirat maniti mata karis

(4) bajalan di kulit hayir … (ja)bat di mana kun (in)

(5) hitu halah handir da ……sa siyak langi

(6) laki hanya mandu (:nga?) da ninik sambilan sapa galar hanya hand

(7) (i) r hukir sisiyak makuda sadayang handir kuni hand

(8) ir baringin handir capa sabadaha pak hajang ngsi

(9) sa..h… pingi sisiyak makudu bagalar datuk su

(10) ngayhapi ngada hanak hurang hampat sagang (:hu) rang

(11) mali kami handir kasir sasungay

(12) hapi nangah singi hapi bara

(13) hanak sakasar turu

(14) n ka panakan pangulu lang diba sungi hapi

(15) ninik kami

(16) hini ‘ih (:lah?) maka bas (u) wa haci turan hacik ma

(17) ripat batamu di kami di balay baratat kamu

(18) bajanji bungkan pandi ka pasibi bahatat batang

7. Surat tulisan Melayu pada kertas.

Bunyi salinan yang diperbuat oleh guru Ahmad dan disyahkan oleh ninik mamak Datuk Singarapi Sulah (dengan huruf Belanda) begini:

Cap waris kerajaan Indrapura

Bismillahi rrahmani rrahim.

Alhamdu lillahi rabbi l’alamin.

Adapun tersebut dalam-dalam karang setia. Tatkala turun dari bukit tinjau laut lalu ke tanah Rawang ditemui oleh Adipati-Adipati.

Maka bertengkar Pangeran Temenggung kubur di bukit dengan Yang dipertuan berdarah putih. Kata Pangeran: Ianya yang tua. Kata Yang dipertuan: beliau yang tua. Minta dilihat rupa pada Adipati, mana kami ini yang tua. Maka Adipatipun enggang mengatakan. Karena takut bersalahan. Maka dijeput orang sungai penuh mintak dilihat tua mudanya keduanya itu. Maka orang sungai penuhpun tidak juga berani mengatakan.

Adapun kata Datuk Caya Depati, sebab keduanya sama dan belum nyata kelebihan satos. Maka berkatalah Yang dipertuan berdarah putih: Mari kita coba keramat kita masing2. Mana yang lebih itulah yang tua. Beliau mintak kulit kareh dengan lapik pandan kepada Adipati, karena kami hendak mencoba tuah keramat kami masing2. Maka Adipati tidak hendak memberinya karena takut menjadi bantah akhirnya. Mana yang kurang tentu menjadi sakit hati. Dan takutlah Adipati seperti meadukan orang bergaduh. Maka Pangeran diambilnya kulit kareh pada orang Pangasi. Dan yang dipertuan mintak lapik pandan pada mangku Sukarami. Maka Pangeran Temenggung berbiduk di atas kulit kareh hilir dari air Rawang lalu ke Sandaran Agung. Sampai di Sandaran Agung, kulit kareh itu menjadi buaya kumbang. Dan yang dipertuan berdarah putih berlayar di atas lapik pandan mudik air Bongkalpandan tiba di kota pandan. Dan lapik pandan itu menjadi harimau kumbang (kumbang).

Tatkala itu belum lagi bernama Koto Pandan dan Sungaipenuh belum lagi bernama Sungai penuh hanya Koto Pandan baru bernama Emir Biru. Tatakala itu beralih nama Koto Pandan sebab pandan menjadi kota dan bernyawa menjadi harimau dengan izin tuhan Rabbul’alamin. Sebab sekarang tiada tahu atau tiada mengetahui asal usulnya; melainkan disebut mana yang baik saja.

Adapun Pangeran Tumenggung kubur di bukit berdusanak dengan Yang dipertuan berdarah putih; satu bapak tetapi ibunya berlainan.

Setelah keduanya bertemu kembali, maka berkatalah Yang dipertuan kepada Pangeran Tumenggung katanya; Hamba yang tua, karena hamba berkawin dengan raja perempuan di Indrapura yang bernama Puteri Mandewa Ratna. Marhum Syah itu meninggal Khalipah Allah Syah yang kerajaan di Minangkabau Istana di Pagaruyung ialah disebutkan orang Tuanku Orangmuda yang pindah duduk di Indrapura tanah pesisir barat (pulau) Andalas ini.

Maka segala ta’luk pemerintahannya kembalilah kepada Yang dipertuan dua laki isteri; sebab itu Yang dipertuan yang tua.

Maka berkatalah Adipati: Sejak semula hamba katakan; “Dicarik akar sibumbun besi dipicik buat kepayung. Carik sedikit kena jarum hendak dijahit dengan beliyung.“

Maka berkatalah Yang dipertuan dengan Pangeran kepada Adipati: “Itulah kita sekalian supaya jangan negeri kita melarat”. Sekarang musuh besar Jawa Mataram telah masuk ke Palembang dengan perahunya dan banyak orangnya. Maka Adipati mintak janji tujuh hari pada Yang dipertuan.

Setelah dapat janji, maka Adipatipun mudiklah batang air Benawa hendak naik ke tanah Lagan yaitu gunung Berapi dekat Sulak.

Sulak. Sekarang batang Benawa itu menjadi danau. Maka tapalah Adipati di situ. Maka dengan takdir Allah ta’ala, tumbuhlah cendawan. Maka Adipati bertijak naik, bergantung pada lumut. Bersumpahlah Adipati, sekali-sekali tidak mau memakan cendawan yang tumbuh di gunung dan sekali-sekali tidak memegang lumut. Pendek kabar segala perolehan tapa dipati, dikhabarkan pada Yang dipertuan dengan Pangeran. Maka mufakatlah Yang dipertuan dengan Pangeran. Kalau Pangeran naik ke Kurinci, melainkan tanah Sandaran Agung kajang lantainya. Dan kalau Yang dipertuan naik ke Kurinci, melainkan Mangku Sukarami menjadi kajang lantainya; dijadilah pegawai pada Pangeran dan cermin yang tiada kabur pada Yang-dipertuan.

Adapun tanah Pengasi Masa itu dan Sungaipenuh, belum bernama Sungaipenuh pada masa itu dan berikutlah hikayat Adipati itu. Oleh Yang dipertuan dengan Pangeran diteguhkan pula setia. Dibunuh kambing heran pada masa itu. Kambing itu datang dari Pulau Sangkar, berzabih di tanah Hiang. Nan menzabih orang Sungaipenuh dan jangat kambing itu dibawa ke Muara Siyo. Diperbuat redat kebesaran ditaruh di tulang bunung. Waktu hari baik bulan baik, redat itu berbunyi sendirinya kira-kira tiga kali; tederung raja Jambi.

Di belakang waktu Pangeran Temenggung kubur di bukit, tumbuhlah silang selisih raja Jambi dengan Muaro Siyo. Halah dan terbakar anak2 raja Jambi banyak yang mati dibunuh orang muaro siyo. Maka redap itupun hilang dan gaiblah lalu ke gunung Mande Cerai.

Adapaun Adipati yang tersebut dalam surat ini, bukan nenek orang Rawang dan bukan nenek orang Sungai penuh; karena pada masa itu ialah Pemangku Sukarami dan Datuk Cayo Depati Singarapi; itu lawan Baginda Raja Muda dan Raja Simpang Bumi, bertumbuk bertentang hitam memutihkan tanah Kerinci, dan Sungaipenuh Datuk Paduka Indo orang yang berasal dari ‘alam Minangkabau yang ditinggalkan oleh yang dipertuan Maharajo Bungsu.

Adapun dalam perbuatan perbakala, jikalau Yang dipertuan mengirim surat naik ke Kurinci (ke ‘Alam Kurinci), menempuh jalan ‘adat bukit Peninjau Laut, di nama surat berekor dan berkepala; yaitu; ekor surat kepala surat; Ialah satu buah beliung dan satu buah lading dan dua belas buah sekin dan salimah garam dan satu helai kain panjang dan dua belas lembar saputangan ragi dua. Inilah tanda raja akan naik ke Kerinci.

Segala dipati-dipati dalam ‘alam Kerinci serta

Mereka itu mengetahuinya

Setiya sedalam bumi setinggi langit, cerita dan kesah

yang panjang dipendekkan saja sekadar perduanya

Kalau kemudian ada berguna, boleh ditanya pada orang tua2 cerdik pandai di Indrapura. Barangkali orang itu yang ada mengetahui asal usulnya serta gelar namanya dan kejadiannya ini ‘Alam Kerinci masa dahulu kalanya sebelum ini tanah Kurinci bernama Kurinci dan belum sempurna nama manusia yang datang menghuni ‘alam Kerinci.

Cerita Pandak

Adapun Siak Langeh itu orang seperadik. Pertama nenek Siah Langeh lalu ke alam Kurinci mendapat di Koto Pandan di Sungai Penuh, itulah nan hilang di tepi laman; tiada tentu ke mana perginya. Maka diperbuat orang makam dan jiratnya di tepi laman itu di Koto Pandan. Dia inilah nenek moyang Datuk Singarapi dan Datuk Caya pati dengan Depati Setiodo Pemoncak Pamoncak ‘Alam Sungaipenuh. Adapun Sungai Penuh pada Dusun Ampeh dan Datuk Caya Depati lalu ke tanah Rawang. Kedua Siak Malindo lalu ke Gunung Tunggal dekat Pengasi wafat di situ. Ketiga nenek Siak Bagindo Siak lalu ke Gunung Karang di ulu air Tapan wafat di situ dalam batang Sungai Gambir bermakam di tebing tanah runtuh di bawah pohon kayu menang. Keempat nenek Siak Ulas lalu kebatang Ulas lalu wafat pula di situ. Adapun keturunan nenek yang berempat seperadik ini, dari tanah darat ‘alam Minangkabau luak negeri Padang Genting, anak tuan (anak cucu) kadi Padanggenting.

Sebab itulah orang Sungai Penuh menjadi pegawai raja. Cermin yang tiada kabur memegang, kitab Allah. Yang menjalin ini hamba yang dha’if lagi fakiru’lhabibu liyu ‘lallahi ta’ ala. wg. Tuanku …….; Teruntuk pada Datuk Paduko Indo Dusun Ampeh.

8. Surat Tulisan Melayu pada Kertas.

Bunyi salinan yang diperbuat oleh guru Ahmad dan disyahkan oleh ninik mamak Datuk Singarapi Sulah (dengan huruf Belanda) begini:

Cap Muhammad Syah Indrapura.

Bab

Keturunan nenek moyang Datuk Singarapi dan Datuk Cayo Depati dengan Depati Satodo Pamuncak ‘Alam yang diberkatkan allah kambang biak kambang beratus, berdusun berhalaman, berpandan berkuburan, tinggal dengan ketetapannya di Dusum Ampeh Sungai Penuh alam Kurinci darul salam.

Sebermula datang dari darat ‘alam Minangkabau luak tanah tanah Padanggenting, anak

cucu tuan Kadli Pd. Genting empat orang seperadik, yaitu:

1.Siak lengih. (2). Siak Malindo. (3). Siak Bagindo Siak.

(4). Siak Ulas. Adapun Siak Ulas lalu ke batang Ulas wafat di situ; dan Siak Bagindo Siak lalu ke Gn. Karang hulu Tapan wafat di situ berkubur di tanah tebing tanah runtuh di bawah pohon kayu menang; dan Siak Malindo lalu ke Gn. Tunggal Pengasi wafat di situ; Dan Siak Lengih lalu kerenah Emir Biru disebutkan orang sekarang Koto Pandan.

Beberapa lama di antaranya Siak Lengih duduk pada tempat yang tersebut, dengan Tuhan yang bersifat rahman, pada waktu dinihari turun dari rumahnya pergi mengambil air sembahyang Tiba di halaman rumahnya hilang lenyap saja tiada tentu ke mana perginya; lalu anak cucunya membuat tanda, ialah diperbuat makam dan jiratnya pada tempat hilangnya itu jalan di mana jiratnya sekarang.

Tatkala dianya hilang adalah dianya meninggalkan anak tiga orang laki-laki. Ketiganya berbantah satu sama lainnya, tiada semufakat. Sebab yang satu menyalahkan yang lain apa sebabnya tidak dituruti orang tuanya ke air.

1. Namanya Jaaras gelar Depati Satodo Pamuncak’Alam

2. Namanya Jaaris gelar Datuk Cayo Depati

3. Namanya Jaarinsi bergelar Datuk Singarapi.

Adapun Siak Lengih itu nama kecilnya: si Langeh. Sebab suaranya kurang terang keluarnya; dan digelarkan “Siak”, sebab dianya ‘alim. Jadi desebut orang nenek Siak Langeh.

Itulah sebabnya di Sungai Penuh menjadi pegawai Raja; tiadalah lebih, pengkatnya memegang hukum /Allah/kitab.

Adapun Dusun Ampeh dan Dusun Sungai Penuh, jalan Dusun Ampeh yang tua. Karena masa dahulunya ujung sudut tanah Dusun Ampeh sepih-sepih ditumbuk air. Itulah asal mulanya mendapat nama “Ampeh”.

Kemodian daripada itu air bersintak surut; kedapatanlah di hilir Dusun Ampeh sebuah anak air kecil mengalir selamanya; penuh tiada kurang-kurangnya lalu dinakaman sungai itu Sungai Penuh; sampai sekarang tempat itu orang buat tempat mandi dan tempat sembahyang.

Pada zaman Siak Langeh ada hajat, yalah mendapat seekor mencit yang amat besar, adalah sebesar kambing, keluar dari dalam gua gn. renah Emir Biru lalu dipeliharanya baik-baik. Dengan takdir Allah Tuhan yang amat kahar, mencit itupun beranaklah seorang perempuan menjadi manusia, pada rumpun pandan renah Emir Biru; maka dinamakan anak mencit itu Siti Pandan Mengurai; itulah asal keturunan nenek moyang Depati Payung Pondok Tinggi.

Oleh sebab ketika saudara itu tiada sepakat, maka Datok Cayo Depati lalu ke tanah Rawang dan ingatan tanah bergabung diberi berwatas sebelah darat: Salam balantak besi di atas Dusun Tanjong Pauh, berwatas dengan Depati Padang Tanjung Pauh. Sebelah bawah itu: batu sandaran galeh, berwatas dengan Depati Padang. Sebelah ke ilir dengan ketelak bersusun berwatas dengan Depati Padang. Sebelah ke air dengan banai tumbuh tiga berwatas dengan Rio gagah cinto Rio Semerah. Sebelah diair itu dusun Koto Padang. Sebelah diair itu Tanah Kampung Kecil dengan Depati Sungai Lago Kecil. Sebelah ke bawah berwatas dengan Tonggak Ajo Rio Depati. Dan dari situ terus kepalis serumpun lalu kepantak tumbuk tiga berwatas - dengan Bagindo Rajo Mudo tanah Kemantan dan sebelah Mudik dengan air Sungai Sampur berwatas dengan Rio Jung Pangjinak Semurup dan di sebelah di atas itu tempat nenek Suluh Rantai Sekilang di Koto Limau Sering. Itulah ingatan gabungan tanah Datuk Cayo Depati dengan datuk Singarapi Dusun Ampeh. Amin.

Siak Ulas

wafat di

Batang Ulas

Siak Bagindo Siak

wafat di

Gn. Karang

Siak Langeh

di Kt. Pandan

Siak Malindo

wafat di Gn. Tunggal Pangasi

Badan dengan Nyawa

1. Jaaras glr. Dpt. Setiodo Pamuncak Alam

2. Jaaris glr. Dt. Cayo Depati

3. Jaansi glr. Dt. Singarapi

1. Depati Setiodo Tuo

2. Depati Setiodo Hitam

3. Depati Setiodo Kecil

1. Datuk Cayo Depati Uban

2. Datuk Cayo Depati Kodrat

3. Datuk Cayo Depati Manti Suko

4. Datuk Cayo Depati Ilang dilaman

5. Datuk Cayo Depati Pandak

1. Umar glr. Dt. Singarapi Bajanggut merah

2. Ma'Umin glr. Dt. Singarapi Sulah sirah dada

3. Hamzah glr. Singarapi Sulah sirah mata

4. Sirpado glr. Singarapi sulah kecil

5. .........glr. Singarapi Gagak

Ini surat kami ambil dari surat2 salinan yang telah tuan2 dipindahkan kemari. Indrapura, 2 Desember 1923, bersetuju dengan 25 Rabi’ul ‘akhir 1342. W.g. Mohammad Syah.

9. Tanduk Bertulisan Rencong

(1) bisimilah muju (r) barakat

(2) kami mengang … tutur ninik …………..tat

(3) kala ………………..dulu ………………

(4) ya juga ninik siyak langin ngada hakan hanak hurang

(5) sabilan hiya juga siyak makudun kalawan pak

(6) jang ngsi kalawan nik hada lawan ninik sa

(7) ha kalawan ninik baringin kalawan nini

(8) k capa kalawan ninik dayang kunin kalawan

(9) n ninik hukir kalawan ninik

(10) bilang sada hitu bilang ninik ………..

(11) talalu ninik siyak makudun hiya ha

(12) mpat baradik ………… manunggu bungkan pandan

(13) siyak makudun manjadi singa hapi …………

(14) rapa manga (da) hakan hanak hurang lima mamak

(15) guyang kalawan singapatih kalawan …………

(16) ….. kalawa malin hamas ka (la) wan

(17) halamala ‘it kalawan handir kasar

(18) sada hitu hanak singarapi handir kasa

(19) r mengada hanak hurang lima hani kala

(20) hanya bula kalawan

Pada ujung tanduk: Lawan halamala ‘it hitam

lidah kalawan balang jawa lawan

halamala ‘it palit

pada bibir tanduk: hini hubat

Lain daripada yang tersebut di atas ini ada lagi beberapa baris tulisan yang melintang. Salinannya:


(1) lunggang langgung dudu tu………

(2) numpa la panggung papanggung katu ..

(3) da talu mangga rala ………

(4) … pi bara …….. lu (?) batu

10. Tanduk Bertulisan Rencong. Bunyinya begini:

(1) Hini surat tutur hanak siyak langin hurang sambilan siyal mengkudun (2) hapak jang ngsi ninik sara ninik dani ninik baringin ninik hukir ninik (3) capa ninik hada ninik bilang. Lain bagian pula: (4) hini surat tutur ninik pandan tutunggu hiya juga ninik siyak langin mangada (5) hanak sambilan ninik pandan hurang hampat surang bagalar siyak mangkudun panakan papak (6) wan papak jangsi ninik hada sada hitu halah ninik …… pandan mengkudun hanak siyak (7) mangkudun hurang lima surang halang menyahut mamak daya singat malin hamat pandak (8) … sar … hitu singahapi mangada hakan hanak halang mahipat mangada hakan hurang hampat hurang surang (9) hinduk gadung lalan hinduk biyang bapapak bungsu gadipati punjung muka mangada hanak ….(10) papak jangsi duwa hurang surang cadipati hidak … singahapi (11) ngada hakan hanak barampat surang gi cadipati punjung surang (12) hinduk cadipati dimak papak jahinak hi (13) mak … sada hitu hanak (14) hampat … sanga …. muka mangada hakan cadipati punjung hurang ….

11. Tanduk Bertulisan Rencong

(1) hini surat tutur ninik pajinak di tanah sa

(2) murut hiya juga tuwan hakir datang dari banang ka

(3) baw hitu halah hiyang patama dahulu sahapa bini

(4) hiya juga puti sani puti sani amngada ha (‘) ka

(5) n hanak sahurang hiya juga ninik

(6) …… la … ta (?) mangada hanak hurang li

(7) ma sihapa galarnya

(8) hi (ya) juga tuwan ginda (lawan) lawan hawang malila

(9) katiga riya caya wa hampat sadung si (hapa) lakinya

(10) hiya juga patih jadi ….

(11) la..m (:halam?) dingan ninik picik si (ha) pa lakinya

(12) hiya juga tuwan sa’ih sihapa hanak hanya hi (ya) juga

(13) parajinak kadayat sahapa hanak hija juga t

(14) iga hurang sapa galar hanya hiya juga sahid (?) i…..

(15) … lawan suluh sati la (wa)n tu (?) wan

(16) naki si (ha)pa hakan ditahukan dalam

(17) tanah samurut hiya juga hi

(18) nduk sabik di dalam bungkan pandan siyapa danga

(19) n dikatahukan hi (ya) juga suluh sakilan talalu pak (?)

(20) jang malu pak jang melu lawan hindak sabapa gana ‘a

12. Tanduk Bertulisan Rencong

(1) hini surat tutur tambana (ni)

(2) nik mamak mandiya barima lurah

(3) hatas tanah bungkan pandan sihapa ga

(4) lar hanya hiya juga ninik siyak la

(5) (ngi)n sihapa bini hanya hiya juga dayang baranay

(6) sihapa panakan hanya hiya juga

(7) maku sati sihapa bini hanya hiya juga sabaranay

(8) sihapa hanak hanya hiya juga cayadipati pajang si (ha)pa ha

(9) nak hanya hiya juga caya

(10) di (pa)ti hilang di laman sihapa hanak hanya hiya juga

(11) caya dipati hilang di pa ‘uh sihapa dingan batina

(12) hiya juga ninik sapinayik lawan handir

(13) hujut mangada hanak cayadipati pajang hitulah hu

(14) rang babuwat diti sarih padang babuwat pamangku

(15) riya balit sihapa manti hiya juga

(16) bujang pandiya

(17) m si(ha)pa babu (wat) hurang batiga hitu hiya ju

(18) (ga) cayadipati hitu halah tutur hanya

13. Surat Tulisan Melayu pada Kertas

Bunyi salinan yang diperbuat oleh Depati Suta Negara dan disetujui oleh Datuk Singarapi

Gagak (dengan huruf Belanda) begini:

Cap: Jambi. Pangeran Sukarta Negara

Hajjrat Nabi s.a.w 1192 (seribu seratus sembilan puluh dua) tahun pada tahun Ba pada bilangan Khamis pada dua likur bulan Jamadil Akhir pada waktu adha pada hari Sabtu, bahwa pada dewasa itulah duli Pangeran Sukarta Negara mengurniakan piagam serta cap ini kepada Kiyai Depati Sutan Negara, kalau Kalau, maksudnya: kalawan. Depati Simpan Negeri dan Depati Setiyoda dan Depati Payung Negeri dan Depati Purwa Negara dan Depati Sungai Penuh serta segala Mangku yang bertiga yaitu Mangku Depati, Mangku Raja dan Ngabihi Setiodo serta segala para menteri yang sepuluh serta cupak gantangnya didatangkan oleh duli Pangeran Sukarta Negara seperti, seka orang tuwa2nya dahulu kala itu juga adanya ditetapkan kepada orang yang enam perut itu adanya seluruh Sungai Bungkal pandan bermula perbatasan sebelah ke hulu dengan Bujang Pandam Sekungkung mati dan ke hilirnya perbatasan dengan Depati Bendaharo sebelah darat dengan sialang balantak besi dan kebaruhnya perbatasan dengan Tunggak Raja Kemantan mati, lalu menuju palis serumpun lalu menuju lubuk Tuba2 lalu menuju Aur Berlarik itulah adanya yang di dalam seluruh Sungai Bungkal pandan itu, kayu panjang dan kayu pandak dan buluh bilahnya dan rotan raminya dan sialang malangnya dan barang sebagainya tiadalah boleh orang lain orang lainmengambilnya dan barang siapa cala cula mengambil kayu mayunya atau rotan raminya atau sialang malangnya dan barang sebagainya tiada memberi tahu orang yang empunya tanah, dirampas hukumnya. Jikalau melawan dibunuh; demikianlah titah duli Pangeran Sukarta Negara di dalam piagam ini; hubaya hubaya jangan dilalu. Adapun seko lembago yang ditetapkan oleh duli Pangeran Sukarta itu seperti seko yang dahulu kala juga tiada diubahkan oleh duli Pangeran melainkan tetap jua adanya. Adapun seko Depati itu mandirikan hukum raja yaitu boleh para Depati mendenda menyeti panjang kalam andam kedalam panjang sula itupun dengan bicara Mangku yang bertiga dan Manti yang sepuluh jua adanya dan adalah seko pada segala cupak gantangnya Depati itu barang suatu pada bicaranya melainkan mengadu kepada para Menteri dan para Menteri itu mengadu kepada para Mangku dan para Mangku itulah yang menyampaikan kepada para Depati demikianlah lembaganya dan barang siapa menyalahi dari seko lembago itu, melainkan dihukumkan oleh Depati serta Mangku yang bertiga dan segala Menteri yang sepuluh jua adanya. Adapun seko para Mangku jikalau salah didenda pecah empat tahil sepahu dan denda pengingat dua tahil sepaho dan seko para Menteri kalau salah didenda pecah dua tahil sepaho dan didenda pengingat setahil sepaho demikianlah adanya dan lagi titah duli Pangeran Sukarta Negara yang kepada segala raiyat ngaung yang seluruh tanah Kerinci, disuruh Pengeran mengeraskan syara’ di dalam tanah Kerinci duli Pangeran mintak keraskan kepada Depati empat yaitu Depati Setiayuda Depati Payung Negeri dan Depati Purwa Negara dan Depati Sungai Penuh yang dibawa oleh Kiyai Depati Suta Negara kawan Depati Simpan Negeri serta Mangku Depati dan Pakih Muhammad itu yaitu yang diteguhkan Sebetulnya: ditegahkan. oleh Pangeran karena tertegah pada syara’ yang terlebih mungkir pada syara’ yaitu empat perkara pertama jikalau kematian jangan diarak dengan gendang gong serunai dan bedil dan kedua jangan laki2 bercampur dengan perempuan bertauh nyanyi dan jangan bersalah dan meja hantu dan syetan dan batu kayu dan barang sebagainya dan ketiga jangan menikahkan perempuan dengan tiada walinya dan barang sebagainya daripada segala yang tiada diharuskan syara’ hubaya2 jangan dikerjakan. Demikianlah titah duli Pengeran mintak kembangkanlah kepada segala Depati dan segala malin yang ada di dalam tanah Kerinci itu adanya dan barang siapa tiada mau mengikut syara’ maka hukumkan oleh segala malin dengan mufakat seperti hukum syara’ jangan disalah. Jikalau orang yang tiada mau mengikut hukum syara’, maka segala Depati dan para Mangku serta mufakat dengan para Menteri, mengeraskan hukum syara’ itu adanya. Demikianlah titah duli Pangeran Sukarta Negara hubaya-hubaya jangan dilalui. Tammattulkalam bilachir wassalam.

Adapun yang menyurat piagam ini Tuan Haji Imam Abdurrauf dititahkan duli Pengeran Sukarta Negara.

14. Tanduk Bertulisan Rencong. Bunyinya:

(1) hini surat tutur ninik tiga badik sapa galar hiyang ti

(2) ga baradik surang bagalar sapasir babini ka batu patah mangada hanak

(3) hurang hampat surang bagalar manti muda sapa hanak santap santap sapa hanak

(4) sanayah ngada sakasah sata’an ngadakan samacu samacu mangada muda bata…

(5) ngadakan sapipin dangkan sabar

(6) ninik sagaliga ngada sa…hama ngadakan sacupak

(7) ninik hiyang tiga ninik hutan tanah

(8) batu lucun duwa dingan hujung pasir tiga dingan sakay biti tapam dinga…sa…

(9) di dus….dindang hutan hayang hapam ja(?)…mba kalu

di ba…..rasama….ta…mamati….ma

(10) hitu halah hutan ninik hiyang tiga ninik….dakan

(11) hini….bagalar samahadi da hambik himara……….

(12) hanak sacupak mati (?) samaha babini kabatu pa(ta)h mangada

(13) sadapat t (?)iba hutan talang samarap sungay tanga(?)da(?)

(14 yung hutay sacupak sapa sapa

(15) hiya riya… … tamanggung kacik

(16) ya singa raja raja muda raja tamanggung dalam riya batang

(17) hitu hurang duduk tatkala masa…………………...

(18) sapa manaruh tamba sa…………………………

(19) tiya mandira hitu pa……………………………..

(20) basirih banasi sapa hu……………..jurat hiya

(21) juga paduka maraja

15. Buluh Dua Ruas Bertulisan Rencong (lihat m. 15a)

16a. Buluh Dua Ruas Bertulisan Rencong, hurufnya lebih besar dari no. 15 (ruas no. 1) Editor’s Note: In the original this item is No. 16. We renumbered it to 16a because the following item was erroneously numbered as No. 15 (which we changed to 16b).

(1) disini hih halah handih kanti sagala gadis ba…banyak hini

(2) haku hini samaja halah niyan hurang tabuang hini halah halah nyanyi haku kanti

(3) …ngan di hika kanti hiyang hini hika baba’ik tinggan nunggu nagari

(4) …..mi dusun laman hika kanti haku samuja hurang layang layir

(5) ………..yang layir halah ka’u hiya surat hurang bagalar malin

(6) …………bajawat tangan handak mamilang milang hina diri handak

(7) ………….tung sukat tubuh hawak hurang kasiyan hurang (bu?)pariba hurang

(8) ……bahilang surang hurang disisih sagala banyak duduk sini hidak

(9) (baka) nti hidak bakawan juga hagi lama badan haku sini sirih hi

(10) ……bamudu lagi hih handih ha’ih sa’is nyinta banar ka’u

(11) ……tubuh pina hurang hidak bamumbang hagi salama hini hih………..

(12) ……hundih hiya hinduk malawan bapak hapa halah pi…….kira

(13) ………ya bapak sada salimbang sungay panuh hini hurang baja…..la ka

(14) …..juga hagi badan haku sini layak mamana (?)h hurang da….m

(15) dusu)n laman hurang hini layak ma…ngintang mata burung…rang

(ruas no.2):

(1) ……disini kabanyak jangan taba’a ba’a hangkik hangk

(2) jarambin tinggi mekuwas di sungay tanang hih haduh

(3) hinyuk ha’ih hini nyanyi tadi dimun barangkik

(4) badan haku disini hati puwas talinga tarang duwa salari

(5) n ka’u nyanyi juga sampai badan haku hundur diri

(6) ni manumbuk padi paduman pacalang di tanjung pauh hitu hala

16b. Buluh Dua Ruas Bertulisan Rencong. (yang dimaksudkan pada halaman 12) Editor’s Note: The original item number was No. 15.

Ruas 1:

(1) taralayang layir halah ka’u hiya surat satangan hurang kasi

(2) jam talabih malu sabulan sata’un Hini karana haku dibuwa(ng)

(3) kanti sarapat muda dusun dua tiga babandung hurang manundung haku hi

(4) lang hapat sagala bujang gadie sarata pula hurang tuwa manuntang haku

(5) ha’ut dari kami hini hah sa’ishaduh hurang hundih tuwan mangapa hati

(6) haku sapagi hini takira kapada hawak hanak lumang kasiyan na

(7) manja haku hini hah sa’is…..haduh hadik sagadis hanu ka’u hida

(8) k haku sabut nama ka’u haku buna galar sahikan larang larang

(9) ku napat samimak tabu hilir hantu mudik kamu dipatah buluh da

(10) lam padi hih sa’is talarang haku sacak ka’u hurang panyahun ba’ik

(11) budi hurang pamamih ba’ik basa salah hidak sabandung jadi balum tabarantung ba

(12) dan haku sampay tabuwang ka’u tubuh dingan sanak hidak baguna ka’u (13) da badan haku hini kamana badan mangadu lang buh? haku harap kapada ka’u ka (14) ‘u mangal (i) h la’in pula situ barancur hati hati haku gila hidak ta’u suda (15)h lagi hih sa’is haduh tuwan junjung payung hagung hagung tulung haku hasan dingan (16) pacara hidak bulih jalan mangadu lagi hilir mudik hurang halah baji di ha (17) ku hini sapa sabap karana hitu cipak kapada badan haku hini hurang pangicuk (18) kanti hurang pangabis kata ka’u hiya hadik sagadis lindan hurang du (19) sun hampih hih sa’is hini pasan haku hiya surat ka’u diba cu hu (20) rang hagung duduk manyambah ka’u dulu kata hakan tuwan ka’u panguru bujang (21) hurang dudisin gada sudah satangan hurang bagalar satanggung kata satimbun

ruas 2:

(22) malu samandi hupat ka’u hini tubuh la hini halah sabunga (23) n hurang bagalar sabujang lalay mangila hati ka’u hiya hadi (24) ka sagadis hanu ka’u burung piya barancur hati aku sabantar (25) hini salama badan haku sini hurang tuwa barusuh hati muda hadi (26) s halah camas hapa sabab karanan hitu takut hiya (27) it malang kami takut taba’u randah bangsa takut tababut (28) randah tutur hah sa’is haduh huwih tuwan ndaya tapulang laha (29) mati haku sari hini ga kira kapada dagang mengandung jajak daca (30) ri tanah juju(n) haku mengusir sungay panuh muka tiba di du (31) sun gadang datang pula hurang nyarandayu manyurat guluing hini ha (32) ntah dapat hantah hidak dapat parapatak sura (33) t hiyang banyak hah sa’is…lah salah duwa mi (34) ntak hampun kapada guru kita mintak salamat kapa(35)da hali dingan….kepa (36) da tuwan kita mintak dibari paraja sampay ha (37) ku bama’in sakali hini hiya burung pangila hati haku (38) sabulan hini hapa pula hati haku patang hini hati hiba (39) hidak ta’u sudah lagi hidak ta’u di dagang hawak hawa (4) k hanak manumpang numpang da kurung ka’u sudah satangan hurang bagalar hinta.

(no. 16. Buluh………….lihat hal. 12).

(sambungan halaman 12)

(7) h nyanyi hurang tabuwang tatumbuk halah hati pamaman panakan

(8) barang disuruh ja’uh pula hih ha’ih handih huwur halang gu (9) nung ha’ih kapalang hidak kaba’ik hamak hundur ba (10) dan di sini hamak manunggu taluk rantay bagi taluk (11) hagi dihuni hagi rantar hagi ditunggu jadi rujah jadi ta (12) ri jadi hungka saramang putih jadi panunggu pamatang panjang datang halah hujan (13) n hapa di hujan datang panas kasih hungkama (14) ka bukanti kasih samang muka bakawan hidak hitu tabari su (?) (15)…rang ka’u hiya badan hamak dihaji langar hijar hamak babijan

17. Tanduk Bertulisan Rencong

Tulisannya dua macam, huruf besar dan huruf kecil. Huruf kecil belum disalin. Huruf besar bunyinya:

(1) hini halah tutur kami basuwa

(2) dengan hacik turit

(3) hajik maripat hacik gubah

(4) kanduri malam batami di kami

(5) balay hatat kamumu bajanji

(6) kata ka bungkan

(7) pandan ditagak pasiban bahatat ta

(8) batang tang datang halah hacik turit membuwa tu

(9) mbak kari(s) sarung gadi(ng) muka diya(baga)

(10) lar datuk sungi hapi

(11) dipatih nyampay manti da caya dima

(12) ….hanya dilatak cincin

(13) ….hacat ,…nya

18. Tanduk Bertulisan Rencong

(1) hunu tutur tambana ninik puyang … … barisi … …… … … manusuk lu (?) rah bungkan pandan hiyalah

(2) ninik siyak langin datang dari bumi minangkabau hiyalah turun ka kuta pandan

(3) hiyalah mangambik ninik ‘ami bagala(r) jayang baranay ngadakan hanak hurang sambilan - baradik sapa sapa galar (4) hanak hurang sambilan baduwa jantak batujuh batina bagalar si

(5) yak mamahudun surang bagalar jang ngsi siyapa galar hanak hinyang batina bagalar na hukir surang

(6) bagalar na hada surang bagalar na kuning surang bagalarnya na cupa surang bagalar na bukat surang bagalar na dayang

(7) surang bagalar na macit hitulah hanak baliyaw horang sembilan sapa dihambik siyak makudun diya juga nga

(8) mbik anak kiya’i tamanggung diba’a balik ka kutapandan pah jang ngsi mangambik hadik bini syak maku

(9) dun diba’a juga balik ka kuta pandan ninik na kuning dihambik dipati kuta bingin diba’a bal

(10) ik kakuta baringin ninik na hukir hiyalah ninik dipati huda manggala ninik na dayang

(11) hiyalah ninik bujang paniyam ninik na capa dibuwa laki ka tabing tinggi ninik na kuning dibuwa

(12) laki…samanda surut katanah hiyang hadapun siyak makudun hitulah yang bagalar (da) datuk si

(13) ngarapi mangadakan hanak hurang lima sapa galar kanak baliya mak guyang surang bagalar mak ga

(14) dung surang bagalar lang (?) mala ‘ut surang bagalar manin hamay surang bagalar na ka

(15) dar (?) hitulah ninik kami ngambik nak ninik na hada bagalar

(16) …..ja (ng?) pakir n mangadakan hanak sahurang batina maka matilah ninik datuk singa

(17) rapi gugap hidak katuwan malakat galar datuk singarapi muka hada pah jang ngsi ngada hanak hurang li

(18) ma (batiga?) batina badua jantan surang bagalar datuk singa rapi surang bagalar caya

(19) dipati hitulah hurang bahutan batanah singan na (?) mudik singan hilir

(20) barabatas dingan bujang paniyam mana batas di pamatang gadang matarakuta banta dingan kuta lula pandan sarump

(21) un pa’uh sabatang sudah hitu muka bajawat dengan (?) huta (n) dipati batiga di tanah kamantan baginda

(22) raja muda dingan riya gandun mana batasnya batu bagantung batang barakuk hilirny babatas dingan tu

(23) nggak raja barajajak di palis sahumpun tatkala hitulah singa raja dingan patih pasak barabut

(24) hutan mintak hukum bakas caya dipati singa rapi muka dihukum caya dipati singa rapi di mudik

(25) hamaspun tamakan kata sudah caya dipati bajajak kepada pallis sarumpun dingan tunggak raja hukum labuh ka

(26) ya?…hujung tanah sarambung pukun babay jantan ka barahutan caya dipati mara sangkah (?) a’u(?)

(27) r balarik sampung tarantak maka batamu dingan riya gagah hapa batas di dingan

(28) riya gagah cupaka…..maka babatas dingan dipati mpadun (?) dingan takati….satata salang balantak sa….

19. Tanduk Bertulisan Rencong

yaitu yang sudah disalin oleh tuan L.C. Westenenk di dalam Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde uitgegeven door het Bataviaasch Genootschap deel LXI (1922) blz. 101 106. Salinan itu dibandingkan lagi dengan tulisan pada tanduk itu; Berbunyi:

(1) hassalamu halikun hiya tuwanku bari salamat hanak cuncung kaya mengarang tutur

(2) tambana ninik puyang datu tatkala masa dahulu kapada hari satu bulan sapar haku mangarang tutur tammbana

(3) ninik paduka barahala mengada hakan hanak hilang baduwa surang jantan surang batina nunggu pariyangpa

(4) dang panjang dingan jantan tamanggung dingan batina dayang bulan dayang bulan dihambik makudun jada mangada ha

(5) kan dayang baranay dayang pun hada makudun jada pun mati lama lama dayang bulan

(6) buntin hidak balaki tarasa dingan sanak buntin dikaluar hulih

(7) tamanggung kapada nanggari dilatak hikur pariyang padang panjang hanak oun hadu sapa galarnya hiya

(8) lah bagalar puti hunduk pinang masak lama lama muku hada

(9) pula mangada hakan hanak laki-laki hitu

(10) halah hiyang baranama patih sabatang hadalah balay batiyang taras jalatang di pariyang padang panjang

(11) barisi tabuh pulu pulut gundang silangguri lambin batatar hakan sagar hagung barantay hakan

(12) dirinya hitulah paratandan sabatang taliyat kapada tama(nda)nggung panakan saparati hi

(13) tu rupanya kabaar muka barakata tamanggung kapada datuk lamin panggin hadik haku hiyang

(14) tiga baranak hitu ba’a pulang masuk nanggari hanggak dayang bulan maninggankan (nanggari??)

(15) tamanggung lama lama barakah barabut hanak hulung muka malutar patih masak mu(ka) ma(na)ngis dayang bulan balas pula muka dihambik turak

(17) basi muka dituwuk patih sabatang muka lukalah kapala patih sabatang maka dibuwat

(18) puti hunduk pinang masak dingan turak basi tarasa luka sapara

(19) ti hitu hajar hinduknya kapada puti hunduk pinang masak

(20) ba’i hundur haku di sini muka barajalan halah

(21) patih sabatang muka ditamban kapada baginda bang

(22) ngsu sabujang lamik pun datang muku taba

(23) ‘alah talur

(24) hayam hulung muka barajalanlah patih sabatang tatkala hitulah turun

(25) ka tanah karinci napat di talang lukan di humah singa laga hanak dipati

(26) buyut lama lama

(27) tarasa hilang dingan sanak diturut hulih dayang baranay dingan puti

(28) hunduk pinang masak sarata dingan hurang panginang tibanya di danaw banta taliyat kapada

(29) padang hiyang huja likalah di sana muka dibuatlah dusun laman disana kota limaw mani

(30) s lama lama datang parapatih sabatang tiba di danaw banta taliyat kapada dusun singgahlah disana

(31) muka nayik kadatas balay taliyat kapada hurang muda di hatas balay muka turunlah

(32) dayang baranay dingan puti hunduk pinang masak maba’a racang hamas muka manyirih hurang

(33) hurang muda hitu muku likalah hurang muda di situ muka salalu nikah kawin

(34) dingan puti hunduk pinang masak lama lama muka barakatalah pa

(35) tih sabatang kapada puti hunduk pinang masak mintak di

(36) cari hakan kutu haku muku dicarilah hulih puti hunduk pinang masak taliyat kapada pa

(37) rut di kapala laki muka baratanyalah puti

20. Tanduk Bertulisan Rencong

Sambungan no. 19 (Tijdschr. Ind. Taal- en Volkenkunde blz. 106-110)

(1) muka baratanyalah puti parut hapa di kapala tuwan haku hini parut luka dituwuk kakak haku puti hunduk

(2) pinang masak diyam di pariyang padang panjang jakala itu hiyalah haku numuk tatkala masa hitu tadangar di kata hitu ta’ulah

(3) kapada dingan sanak diri muka barajalanlah patih sabatang puti hunduk pinang masak dingan dayang baranay pun barajalan

(4) lah pula tingganlah pula kuta limaw manis lama lama tibalah di sungay kunyit ninik malin sabiyatoslah pun

(5) sarumpaklah pula di sungay kunyit dingan sabujang tandang hadapun puti hunduk pinang masak

(6) barajalanlah ka indapura dayang baranay tinggan di

(7) ngay kunyit lama lama jadilah ninik malin sabiyatulah dingan dayang baranay nabang nabaslah

(8) mamarit mamangganlah bakuta barancalah di sana tatkala hitulah baranama kuta pandan pikir malin sabiyatulah

(9) muka dijadikan hanci madah dingan saga’it sabujang satandang jadilah dingan sakamah malin sabiyatulah bagala

(10) rlah siyak langin sabujang tandang jadilah dingan sapasir hanak pak baji di kota lisut hadapun si

(11) yak langin mengadakan hanak hurang sambilan sapa sapa hanaknya hiyalah jang diwar surang jang hari hitulah dingan

(12) jantan dingan datina hana hada surang sahukat surang na dayang surang handir baringin surang hana bunin surang

(13) hana capa surang hana hukir hadapun handir hukir handir handir baringin diyamlah di ku

(14) ta bingin handir kunin handir capa lalulah ka tabin tinggi handir kuni

(15) n tinggan di tanah hiyang handir dayang diyam di kuta ranah

(16) hurang hampat tinggan di kuta pandan lama lama pagilah siya

(17) k langin baramu di patang galanggang matara duduk duduk

(18) ninik siyak langin

(19) maliyatkan hacik madah manarah dibuwat kapin muku disangkutkan hari pun

(20) patang labih nasi digantungkan siyak langin pun balik paninggan hitu liba

(21) r talapak datang taliyat kapada kapin muka dihambik hapa pulanama hini muka di

(22) sarung kapada lutut kadunya hari pun malam siyang hari siyak

(23) langin pun datang dinga hacik madah tadapat ka(pa)da hurang sahurang handak dibunuh di

(24) hacik madah jangan kata siyak langin jangan haku dibunuh tuwan di(?)mun hidak ha

(25) ndak ka’u dibunuh mana kadiyam ka’u aku diyam di hulu pematang galanggang kaiyam haku hamuhlah

(26) pagi maliyat kadiyam ka’u muka dihambiklah hutan muka ditalilah pinggangnya muka masuk di gunggang batang muka dihambik bininya hampat baranak sapa

(27) galar ka’u hakulah bagalar libar talapak biniku bagalar lambin tali

(28) nga hanak hiyang batina bagalar salakut dingan jantan bagalar sajinguk muka siba’alah balik

(30) ka rumah siyak langin muka tadangarlah kapada handir hukir muka datang ke kuta pandan bakatalah ka

(31) pada bapaknya siyak langin budak hini hakulah mintak handak haku dijadikan hanak

(32) salakut hini muka diba’alah balik ka kuta bingin lama lam muka piki

(33) r siyak langin dijadikan hanak tadi singarapi

(34) ………(sudah robek; tak dapat dibaca)

21. Tanduk Yang Bertulisan Rencong;

sudah terbakar; yang masih dapat dibaca bunyinya:

Tamanggung……….. datuk

maninggankan

i hunduk pinang masa

22. Surat Tulisan Melayu pada Kertas

Piagam daripada Pangeran Suta Wijaya, tahun H. 1116. Bunyinya menurut salinan Guru Abdul Hamid:

Ila hadaratan nabi salla llahu ‘alaihi wasallam.

Telah seribu seratus enam belas tahun surat wijaya digaduhkan kepada Depati Payung Negara …… raja kepada bulan Rabi’ul ‘awal kapada dua lapan likur hari bulan………..kepada mestika emas jatah jati rupa atau juga ……….yang kepada ketika itulah duli Pangeran Suta Wijaya meng(g)aduhkan piagam kapada………raja yang empunya…………..jikalau diladangkan oleh ……………Dipati Payung Negeri Sungai Penuh dengan Ngabi Teh Setia Bawa didalam Bukal Pandan………oleh dipati. Jikalau dipati melidahkan didenda pancanya Dipati Payung Nageri sama sementeri salupak sedanau……………..semerah sementerinya denda empat tahil…………….mengubah seperti didalam piagam………………..dan barang dimusti diperoleh dibari Allah subhanahu wata’alala.

23. Surat Tulisan Melayu pada Kertas

Piagam tahun H. 1100? Bunyinya menurut salinan Guru Abdul Hamid:

Anya ini surat hijrat nabi salla llahu ‘alaihi wasallam. Ini Piagam Pangeran Suria Karta Negara tasarah pada Dipati Payung Negariseluruh Bukal Pandan dalam Sungai Penuh, sulu silirnya, sereguk airnya, sekepal tanahnya, seekor ikannya, silupak anunya, sepaya sebangkuangnya, kayu pingkuk kayu secupak segantangnya, anak jantan anak batinanya, seputih sehitamnya, sen-denda setianya, panjang kalamnya. Ada maka dalamnya depati yang berempat empunya. Hubaya2 jangan dilalu. sanah 1100 tammat Perkataan “sanah 1100 tamat” itu lain tulisannya daripada tulisan piagam itu.).

24. Tanduk Bertulisan Rencong

Bunyinya menurut salinan Guru Abdul Hamid:

A. Surat kasar:

(1) hah hata singgan sini nangi malawan

(2) tuan di…….nas

(3) dala sakampa dilawar

(4) …………rang dibanya kala sagala

(5) ………….kipawa du……i dangan

(6) turun kamara di

(7) dalam………………

(8) kapanas nya………….tabu

(9) hurang tuwa

Surat halus:

(1) karana surata…………

(2) ma………….maka………..

(3) surata riya ma………hu

(4) ka

(5) karana surat cayadipati ka………nati hiya bangsu kalawan patih mandiri hakan tati kalu hurang

(6) tatasuwa katalah di hulu mangampun hurang tala jawa tat kala duduk di kuta ra……tatka maw dita

(7) baha nanas ditabang ba tamadak ditawa di………sat janji samaya halam mati kabun mati mahu susak

(8) janji samaya tatkala hundir siyah dikata kini limawas hakang babali hanawan ka babalik mada

(9) k hakang babalik tatkala pacah handir musuh hapa kata lar (i) tidak damu………n tidak padah karanat musuh

(10) bahanyak dari sani janji samaya his lah bunyi janji samaya

(11) hupang tu samasa di hulu sihapa manyurat hiya magap malaka hitu halah

(12) hini pula surat tatkala budak baracakak hini janji sama ya kita

(13) tatkala hurang banatah kaduwa duwa hani janji samay..kitatatkala hurang kupah salah mati juga atkala hurang

(14) tihada kasawan laking hutan tatkala hurang malut hulu jaga sapa tahu hurang ma…….k ka humah hanak bini.

(15) hurang tatabahu mati hutang kiyan tatkala hurang manyamun……

(16) hukun raja muda kala tuwan cayadipati tatkala dipati hampat manangar hukun

(17) pangiran sada hitu halah hukun

(18) karana gugur parah haya dipati hampat

(19) …….lu hurang nadih da capu ca hungah hanga hacada dipati

(20) ka hiki sada karaya mandanda ja……..tatkala

(21) ……nahudah………………

Surat kasar:

(1) sinjampa talas tasurat riya lubalang lawan riya bangsu luka hanak

(2) nya hanggak menangar kata hurang tuwa budak barasiki

(3) sama budak sudah dipampasnya diya mada tiri satahin

(4) tiyang balah tapi patayih lama hilang di riya bangsu di………

(5) hadak sabukan diri sapa dingan mala

(6) rat lila maga

Surat halus:

(1) …samua

(2) tatara gatas

(3) tatu tangkasih karana

(4) na sangka kampangkang kapada rang

(5) tatas tida pada jang

(6) mada ngambak bala

----------------

Tambahan Bab A (Mendapo Limo Dusun)

Lain daripada pusaka yang tersebut diatas ada lagi pusaka diperlihatkan orang kepada saya di Mendapo Limo Dusun, tetapi tidak bertulisan, yaitu:

1 (satu) keris, berasal dari Siak, disimpan Datuk Caya Depati Kodrat, Dusun Baru Sungai Penuh.

1 (satu) mata tombak berasal dari Siak, disimpan Datuk Singarapi Sulah, Dusun Ampeh Sungai Penuh.

3 (tiga) pecahan tanduk, disimpan Depati Payung, Dusun Pondok Tinggi.